Rabu 28 Jun 2023 02:22 WIB

Tanda Kekerasan dalam Hubungan, Jangan 'Bucin' Agar Bisa Sadar Ciri-cirinya

Tak semua wanita menyadari kekerasan yang diterimanya karena dibutakan oleh cinta.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu dari tiga wanita pernah mengalami kekerasan dalam hubungan dari pasangannya selama hidup. Namun, tak semua wanita menyadari kekerasan yang diterimanya dari pasangan karena dibutakan oleh cinta.

Oleh karena itu, ada baiknya Anda mengenali tanda-tanda kekerasan dalam hubungan berpasangan berikut ini.

Baca Juga

Brand General Manager YSL Beauty Indonesia, Erlangga Satrio, menjelaskan kekerasan dalam hubungan berpasangan dapat terjadi dalam bentuk fisik, seksual, emosional, finansial hingga perilaku mengontrol terhadap pasangan dan hal ini merupakan masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Menurutnya, ada sembilan tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan. Apa sajakah tanda tersebut?

1. Memanipulasi

Executive Director Yayasan Pulih Yosephine Dian Indraswari mengatakan, tanda kekerasan dalam hubungan dalam berpasangan yang banyak terjadi adalah manipulatif. Pasangan manipulatif adalah ketika pasangan kita berusaha mengendalikan pikiran dan emosi sehingga kita bertindak sesuai keinginan pasangan kita.

Misalnya ketika terdapat perbedaan pendapat, kadang pasangan memanipulasi pikiran kita sehingga kita dianggap selalu salah, dan pendapat kita dianggap banyak erornya. Salah satu bentuk kekerasan atau tidak itu tergantung dari konsern atau persetujuan. Ketika sebetulnya tidak setuju dengan pendapatnya tapi terpaksa menyetujui pendapatnya dan itu terus menerus.

"Itu kekerasan bentuk kekerasan," ujarnya. Menurutnya, setiap orang punya kebebasan. Tetapi ketika itu dipaksa maka itu adalah kekerasan.

2. Mengontrol (control)

Dian mengatakan, salah satu tanda dan ciri kekerasan dalam hubungan dengan pasangan. Kemana pun kita pergi, kita tidak memiliki kebebasan, pasangan juga melarang bagaimana kita bergaul dan bagaimana kita berpenampilan.

"Tidak punya kebebasan lagi untuk kita menentukan langkah, bahkan dalam sisi pakaian atau seperti apa kita berpenampilan," ujarnya.

3. Mengintrusi (intrusion)

Kekerasan yang juga sering terjadi adalah intrusi. Pasangan memaksa kita memberikan password, shareloc, bahkan pasangan memaksa video call untuk mengetahui keberadaan kita dan edang bersama siapa. Pasangan juga melacak keberadaan kita tanpa persetujuan. Ini adalah ciri kekerasan dari hal kecil jadi hal besar.

"Kalau ada concern, ada persetujuan, bahwa ini demi kebaikan bersama tidak satu pihak, meskipun sifatnya equal, itu bukan kekerasan. Tapi kalau itu dengan paksaan, dengan ancaman, dengan bentuk ketidaksetujuan, itu kekerasan," ujar Dian.

4. Mencemburui (jealousy)

Pasangan cemburu atas segala hal yang kita lakukan.

5. Mengabaikan (ignoring)

Pasangan mengabaikan keberadaan pasangannya saat sedang marah.

6. Mengancam (blackmailing)

Pasangan mengancam jika pasangan menolak melakukan sesuatu.

7. Meremehkan (humiliation)

Pasangan meremehkan sehingga menjatuhkan harga diri kita

8. Mengisolasi (isolation)

Pasangan mengisolasi atau memisahkan kita dari teman dan keluarga.

9. Mengintimidasi (intimidation)

Pasangan mengintimidasi seperti menanamkan rasa takut.

Menurut musisi Isyana Sarasvati, kekerasan dalam hubungan dengan pasangan merupakan isu yang penting dan secara umum masih jarang dibahas. Pasalnya kebanyakan orang menganggap tanda-tanda ini sebagai hal yang “biasa” terjadi dalam hubungan sehingga menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat.

"Dengan mengenali 9 tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan, kita dapat lebih waspada untuk mencegah terjadinya kekerasan di kemudian hari sedini mungkin sebelum meningkat menjadi jenis kekerasan lain yang lebih parah," ujar Isyana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement