Selasa 27 Jun 2023 20:26 WIB

Libur Panjang Idul Adha, Observatorium Bosscha Adakan Pameran Sejarah

Observatorium Bosscha terbuka untuk umum tiap Sabtu mulai 1 Juli 2023.

Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Pameran Sejarah Observatorium Bosscha digelar mulai 1 Juli 2023.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Pameran Sejarah Observatorium Bosscha digelar mulai 1 Juli 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Observatorium Bosscha menggelar Pameran Sejarah untuk menyambut kunjungan wisatawan pada momen libur panjang Hari Raya Idul Adha 2023. Staf Observatorium Bosscha Yatny Yulianty mengatakan pada Juni 2023 ini pihaknya telah membuka kembali kunjungan untuk publik sejak ditutup pada Maret 2020.

Kunjungan publik hanya dibuka setiap hari Sabtu. Mulai Sabtu (1/7/2023), Bosscha mulai menghadirkan program kunjungan wisata edukasi astronomi dengan tema tertentu.

Baca Juga

"Mulai Sabtu ini, kami hadirkan program yang lebih banyak menggali tentang sejarah keobservatoriuman di Bosscha ini. Apalagi Bosscha sudah berusia 100 tahun di 2023 ini," kata Yatny di Bandung, Jawa Barat, Selasa.

Nantinya, menurut dia, para pengunjung akan diarahkan masuk ke dalam ruang pameran untuk menjelajahi objek-objek dari koleksi Observatorium Bosscha di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Pengunjung juga dapat mempelajari peran situs observatorium serta objek tersebut dalam studi penentuan waktu, survei, dan astronomi yang telah dijalankan observatorium selama 100 tahun berdiri.

Pengunjung pun dapat mempelajari sejarah keobservatoriuman, evolusi instrumen, dan metode pengamatan astronomi dalam topik penelitian yang dilakukan di Observatorium Bosscha. Meski begitu, kunjungan ke Bosscha untuk saat ini dibatasi hanya 100 orang setiap hari kunjungan pada Sabtu.

Pembatasan itu pun dilakukan demi membuat pesan edukasi tersampaikan secara baik ke pengunjung.

"Kami berupaya meningkatkan efikasi tingkat pendidikan atau transfer informasi dan ikatan dengan pengunjung, jadi kalau banyak (orang) itu nggak bisa banyak diskusi, jadi transfer ilmunya kurang," kata Yatny.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement