Senin 19 Jun 2023 14:27 WIB

Cerita Kompol Fadli Tumbuhkan Pohon Stevia dengan AI

Kompol Fadli menggarap stevia karena peduli dengan isu kesehatan akibat gula.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Indira Rezkisari
Kompol Fadli Amri saat memanen daun stevia di ladang miliknya.
Foto: Dok Stetes Stevia
Kompol Fadli Amri saat memanen daun stevia di ladang miliknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ada cerita unik dari seorang polisi yang kini bekerja di Mabes Polri, Kompol Fadli Amri. Ia berhasil memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk menumbuhkan pohon stevia.

Stevia adalah gula alami yang terbuat dari daun stevia. Bahan makanan ini banyak digunakan sebagai substitusi gula untuk penderita diabetes.

Baca Juga

Meskipun stevia sulit untuk tumbuh di Indonesia tapi dengan memperhatikan bibit, tanah, dan bantuan teknologi, stevia bisa tumbuh baik. Saat ini ia sudah mengelola dua hektare lahan. Rencana memperluas lahan juga sudah masuk dalam hitungannya.

“Perawatannya tidak terlalu rumit. Meski sejatinya dia ini tanaman yang tumbuh di atas 500 mdpl, tapi dengan kecanggihan teknologi, kami bersama tim menggunakan AI. Jadi tanaman ini ditanam di daerah rendah pun tumbuh dengan baik,” ungkap Kompol Fadli saat dihubungi Republika, Ahad (18/6/2023).

Indonesia dengan anugerah sinar matahari yang panjang sangat membantu pertumbuhan pohon stevia. Kemudian pemurniannya menggunakan sistem destilasi. Caranya, daun dikeringkan, dicincang, dihaluskan lagi hingga menjadi serbuk kemudian diolah sedemikian rupa.

“Mungkin seperti kita bikin parfum, itu kita mengambil ekstraknya, mengambil rasa manisnya saja. Untuk yang lain tidak digunakan. Stevia ini kalau dari alam langsung digigit kan masih ada getirnya ya, nah ini kita menciptakan produk yang after taste-nya tidak pahit,” papar Kompol Fadli.

photo
Daun stevia yang dimurnikan, bermanfaat untuk dikonsumsi sebagai gula alami bagi para penderita diabetes. - (Dok Stetes Stevia)

Hasil akhir produknya diberi nama Stetes Stevia. Lewat produk tersebut ia ingin fokus membantu para penderita diabetes.

Kompol Fadli memiliki keluarga yang mengidap diabetes lalu kini terkena stroke. Penyakit diabetes menjadi isu yang personal baginya. Ditambah dengan data yang menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat kelima terbanyak penderita diabetes.

Memang secara kasat mata, semua makanan dan minuman di Indonesia mengandung gula. Padahal Kemenkes sudah membatasi konsumsi gula tambahan setiap orang maksimal 50 gram untuk dewasa. Dari 50 gram ini saja, bisa didapat dari satu teh kemasan yang kurang lebih 15 hingga 20 gram.

“Belum lagi dari kue, cokelat, boba, dan lainnya. Itu kan kita semacam dikepung oleh makanan-makanan dengan gula berlebih gitu,” katanya. “Saya cukup concern soal gula.”

Sebuah data menunjukan bahwa setiap tahunnya, Indonesia menghabiskan hingga tujuh juta ton gula tetapi produksi di Indonesia hanya di 3,5 juta ton. Artinya ada sekitar empat juta ton yang defisit hingga harus impor setiap tahunnya.

Ia ingin masyarakat hidup sehat dan bisa menemukan alternatif dari Stetes Stevia. “Salah satunya alternatif pengganti gula yang ternyata lebih sehat dan rasanya sama, sama-sama alami, dari alam dan tanaman,” ucap dia.

Ia berharap semakin banyak masyarakat yang tahu, semakin banyak pula yang akan terbantu dengan Stetes Stevia ini. Tentunya tidak hanya dengan konsumsi ini saja, semua masyarakat juga harus menerapkan hidup sehat, olahraga, dan istirahat yang cukup, serta pikiran tenang.

“Yang penting kan sudah dimulai, kalau nggak mulai kapan mencapai tujuan. Indonesia dengan bonus demografi, di 2045 usia produktifnya akan banyak sekali, ya kita mendukung, jangan sampai 2045 ini generasi mudanya itu terkapar karena serangan diabetes,” kata Kompol Fadli.

photo
Daun stevia yang dimurnikan, bermanfaat untuk dikonsumsi sebagai gula alami bagi para penderita diabetes. - (Dok Stetes Stevia)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement