Selasa 13 Jun 2023 21:44 WIB

RS Abdi Waluyo Kini Dilengkapi dengan CT Scan Canggih Naeotom Alpha

RS Abdi Waluyo menjadi rumah sakit pertama di ASEAN yang milii Neotom Alpha.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
RS Abdi Waluyo dan Siemens meresmikan Naeotom Alpha, CT Scan canggih, disebut FDA sebagai kemajuan dalam satu dekade.
Foto: Republika/Santi Sopia
RS Abdi Waluyo dan Siemens meresmikan Naeotom Alpha, CT Scan canggih, disebut FDA sebagai kemajuan dalam satu dekade.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- RS Abdi Waluyo bersama Siemens meresmikan instalasi computer tomography (CT), Naeotom Alpha pertama di ASEAN. Teknologi ini memakai sistem pencitraan medis dengan photon-counting.

Direktur RS Abdi Waluyo, dr Prasetyo Andriono SpJP, mengatakan, teknologi ini dapat memberikan hasil lebih akurat. Teknologi pemindaian atau CT scan yang ada sebelumnya hanya mampu melihat sesuatu yang lebih besar dari ukuran 0,6 milimeter.

Baca Juga

"Sedangkan dengan Naeotom ini lebih detail, sampai 0,2 milimeter," kata dr Prasetyo dalam peresmian fasilitas baru RS Abdi Waluyo itu di Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Dokter Prasetyo mengatakan level kemajuan teknologi pencitraan medis ini dicapai dalam rentang waktu cukup lama, yakni hampir 20 tahun. Sejak 20 tahun lalu, menurut dia, perubahan yang terjadi dalam perkembangan CT scan sangat jauh berbeda.

Dokter Prasetyo menjelaskan pasien memerlukan pemeriksaan ini bergantung keluhan sakit yang dialami. Umumnya, dokter juga juga sudah dapat menganalisis kapan saatnya pasien dianggap sudah perlu melakukan pemeriksaan dengan Naeotom Alpha.

Alfred Fahringer, Country Head of Siemens Healthineers Indonesia, mengatakan sejak 1990, ada teknologi bernama Spiral CT dan terus berkembang sampai sekitar tahun 2021. Photon counting detectors seperti Naeotom Alpha ini izin penggunaannya diterbitkan Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat sebagai kemajuan dalam satu dekade.

"Ini jarang terjadi. Biasanya FDA hanya memberi persetujuan, tapi tidak menerbitkannya sebagai hal luar biasa. CT Naeotom Alpha ini pertama di dunia yang memakai kuantum teknologi," kata Fahringer dalam kesempatan yang sama.

Fahringer menyebut ini sebagai terobosan luar biasa untuk mendorong praktik pemindaian ke depannya. Cara bekerja photon counting, yakni berdasarkan konversi sinar X dengan langsung.

Sebelumnya, CT scan kerap dilakukan dengan konversi dua kali, yang bisa menghilangkan banyak informasi. Dengan hanya satu konversi, kehilangan informasi tersebut dapat meminimalkan.

"Kelebihannya informasi yang dihasilkan dari gambar jauh lebih banyak dari sebelumnya dan sinar X sangat minim," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement