Kamis 08 Jun 2023 15:43 WIB

Orang Tua Harus Jadi Teman Bagi Anak Remaja, Ini Alasannya

Saat memasuki masa remaja, anak harus berhadapan dengan banyak emosi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Ibu memeluk anak remajanya (ilustrasi). Orang tua perlu menjadi teman bagi anaknya, terutama ketika anak memasuki usia remaja.
Foto: www.freepik.com
Ibu memeluk anak remajanya (ilustrasi). Orang tua perlu menjadi teman bagi anaknya, terutama ketika anak memasuki usia remaja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa remaja merupakan masa saat orang tua perlu menaruh perhatian lebih untuk anak. Pada masa ini, orang tua perlu menjadi teman bagi anaknya agar mereka bisa melewati fase remaja.

Psikolog klinis sekaligus Co-Founder Ohana Space Veronica Adesla mengatakan, saat anak memasuki usia remaja, mereka harus berhadapan dengan banyak emosi yang beragam. Inilah alasan kenapa menimbulkan gejolak-gejolak pada masa remaja, seperti perlawanan hingga rentan kesehatan mental.

Baca Juga

“Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa. Dan remaja merupakan masa transisi yang super berat,” kata Veronica kepada Republika.co.id, Rabu (7/6/2023).

Karena remaja merupakan masa transisi yang super berat, penting bagi orang tua untuk mendamping anak dalam pengelolaan emosi. Orang tua perlu membantu anak untuk mengenali emosi mereka.

Misal, ketika marah, terlihat gelagatnya yang sensi atau intonasi suaranya yang mudah naik. Untuk mendampinginya, orang tua harus bisa menjadi teman untuk mendapatkan kepercayaan dari anak.

“Kalau sudah mendapat kepercayaan, anak akan merasa nyaman saat bicara sama kita. Anak akan percaya sama kita jika kita tidak menggurui atau bertindak otoriter. Ini berguna dalam mendampingi anak melewati fase ini sambil memberikan edukasi yang tepat,” ujarnya.

Setelah itu, orang tua juga perlu membantu anak untuk memahami penyebab munculnya emosi yang dirasakan dan cara yang tepat untuk menghadapinya. Ada hal yang bisa dikontrol dan tidak bisa dikontrol yang perlu diajarkan pada anak.

Veronica menganjurkan agar orang tua menerapkan seni berkomunikasi dengan anak dengan cara yang asyik. Sebab, anak remaja sangat senang jika pendapat mereka didengar dan dianggap. Ini akan membawa anak agar terbuka dan bisa diajak berdiskusi.

“Anak lebih tahu apa yang mereka rasakan. Karena itu kita harus banyak tanya. Kita kayak pengen tahu, dengarkan, lalu dari situ kita bisa mengarahkan. Kalau anak tidak mau diajak terbuka, kita cari cara bagaimana agar anak nyaman. Terbuka sama kita sambil kita tetap mendampingi apa yang perlu kita tanam dan beri tahu. Jangan kita tutup diri kalau anak tidak mau ngomong,” ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement