REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar satu dari enam orang yang tidak divaksinasi mengatakan bahwa mereka masih mengalami dampak kesehatan akibat Covid-19 hingga dua tahun setelah terinfeksi. Hal ini merujuk pada sebuah studi yang dipublikasikan di The BMJ.
Temuan ini menunjukkan bahwa 17 persen partisipan tidak kembali ke kesehatan normal. Lalu, 18 persen lainnya melaporkan gejala terkait Covid-19 masih terasa selama 24 bulan setelah infeksi awal.
Dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami infeksi, mereka yang menderita Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi untuk masalah fisik, seperti perubahan rasa atau bau (9,8 persen), rasa tidak enak badan setelah beraktivitas (9,4 persen), dan sesak napas (7,8 persen), dan masalah kesehatan mental, seperti berkurangnya konsentrasi (8,3 persen) dan kecemasan (4 persen) pada bulan keenam.
"Masalah kesehatan yang terus berlanjut menciptakan tantangan yang signifikan bagi individu yang terkena dampak dan menimbulkan beban penting bagi kesehatan masyarakat dan layanan kesehatan," kata para peneliti Universities of Zurich, Swiss, dan California-San Francisco, Amerika Serikat, seperti dilansir laman Siasat, Kamis (1/6/2023).
Mereka menyerukan uji klinis untuk menetapkan intervensi yang efektif untuk mengurangi beban kondisi pasca-Covid-19. Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati pola pemulihan dan persistensi gejala selama dua tahun pada 1.106 orang dewasa yang tidak divaksinasi (usia rata-rata 50 tahun) dengan infeksi SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi antara 6 Agustus 2020 hingga 19 Januari 2021, serta 628 orang dewasa (usia rata-rata 65 tahun) yang dipilih secara acak dari populasi umum yang belum pernah terkena virus.
Peserta memberikan informasi tentang 23 gejala Covid-19 yang berpotensi berlangsung lama enam, 12, 18, dan 24 bulan setelah infeksi. Secara keseluruhan, 55 persen peserta melaporkan kembali ke status kesehatan normal mereka kurang dari sebulan setelah infeksi, dan 18 persen melaporkan pemulihan dalam satu hingga tiga bulan.