Ahad 28 May 2023 12:17 WIB

Guru Besar UGM: Penderita Diabetes Kini Makin Muda

Banyak remaja kini sudah terdeteksi pre-DM.

Diabetes (ilustrasi). Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Hari Kusnanto Josef menyebutkan penyakit diabetes mellitus (DM) menyerang masyarakat berusia muda.
Foto: Essential Health Info
Diabetes (ilustrasi). Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Hari Kusnanto Josef menyebutkan penyakit diabetes mellitus (DM) menyerang masyarakat berusia muda.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Hari Kusnanto Josef menyebutkan penyakit diabetes mellitus (DM) menyerang masyarakat berusia muda.

"Usia mulainya terdiagnosis DM semakin muda, bahkan remaja pun mulai terdeteksi pre DM," kata Hari dalam keterangan tertulis Humas UGM di Yogyakarta, Sabtu (27/5/2023).

Baca Juga

Data Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Yogyakarta menyatakan penderita DM merupakan yang tertinggi, dan telah merambah ke usia muda. Sementara, penderita diabetes di Indonesia diperkirakan mencapai 28,57 juta penderita pada 2045.

Menurut dia, jumlah penyandang DM terus meningkat, meskipun sebenarnya angka tersebut masih merupakan fenomena gunung es. Hari yang juga ahli kedokteran layanan primer ini menyebut banyak individu yang sudah menderita DM, namun belum menyadari kalau menyandang DM.

Menurut dia, terdapat banyak faktor yang berkontribusi pada terjadinya DM seperti kegemukan (obesitas), pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik dan perilaku sedentari, stres, serta pola tidur yang tidak sehat.

"Kegemukan sebagai faktor risiko DM semestinya tidak hanya diukur dari indeks masa tubuh (IMT), namun akan lebih pas jika diukur dengan lingkar perut," kata dia

Masyarakat yang sehat maupun penyandang DM, kata dia, perlu bergerak bersama melakukan pencegahan dan pengelolaan DM melalui DIABETES (DIet seimbang, Aktifkan gerakan badan, Bebas asap rokok dan narkoba, Enyahkan stress, Tidur nyaman, Evaluasi gula darah, dan Selalu berinteraksi positif).

Dengan demikian, menurut dia, diharapkan bahwa yang sehat tetap sehat dan yang sudah terlanjur menyandang DM tetap terkendali, tidak semakin parah dan tidak terjadi komplikasi.

Sementara Dosen Ilmu penyakit Dalam FKKMK UGM dr Vina Yanti Susanti menambahkan, terdapat faktor risiko DM yang bisa diubah dan ada faktor risiko DM yang tidak bisa diubah.

Usia lebih dari 40 tahun, memiliki riwayat keluarga penyandang DM, kehamilan dengan riwayat DM, ibu dengan riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4 kg, serta bayi dengan berat lahir rendah kurang dari 2,5 kg, kata dia, merupakan faktor risiko DM yang tidak dapat diubah.

"Pencegahan dan skrining yang dilakukan secara dini serta penerapan perilaku hidup sehat semestinya dilakukan oleh setiap lapisan masyarakat agar meminimalkan dampak buruk dari DM," ujar Vina.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement