Selasa 23 May 2023 03:53 WIB

Benarkah Media Sosial Berpengaruh Buruk pada Minat Baca Anak?

Keberadaan media sosial tampaknya juga menjadi ancaman bagi budaya membaca.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Anak perlu diberi batasan saat bermain dengan gadget.
Foto: kidsplay
Anak perlu diberi batasan saat bermain dengan gadget.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Media sosial merupakan platform yang menjadi sarana bagi banyak orang untuk menjalin koneksi, berbagi ide, hingga mendapatkan hiburan dan informasi di era digital. Terlepas dari beragam dampak positif tersebut, keberadaan media sosial tampaknya juga menjadi ancaman bagi budaya membaca di kalangan generasi muda.

Korelasi antara penggunaan media sosial dan penurunan minat baca pada anak atau remaja telah disoroti dalam sejumlah studi. Salah satunya adalah studi pada remaja Amerika Serikat yang dipublikasikan dalam jurnal Psychology of Popular Media Culture.

Baca Juga

Studi tersebut mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun ke belakang, hanya ada kurang dari 20 persen remaja AS yang masih membaca buku, majalah, atau koran setiap hari untuk kesenangan diri. Berbanding terbalik dengan angka tersebut, lebih dari 80 persen remaja AS menggunakan media sosial setiap hari.

"(Remaja saat ini) menghabiskan lebih banyak waktu secara daring dan lebih sedikit waktu pada media tradisional seperti buku, majalah, dan televisi,", ujar profesor di bidang psikologi dari San Diego State University sekaligus ketua tim peneliti Jean M Twenge PhD, seperti dilansir dari laman resmi American Psychological Association (APA).

Penurunan minat baca terhadap media cetak mengalami penurunan yang terbilang drastis sejak kemunculan media digital. Penurunan ini bisa terlihat dengan sangat signifikan pada periode 2006-2016, ketika penggunaan media digital mengalami peningkatan yang substansial.

Sebagai perbandingan, di penghujung 1970-an, 60 persen murid kelas 3 SMA membaca buku atau majalah hampir setiap hari. Namun pada 2016, hanya 16 persen murid kelas 3 SMA yang melakukan hal tersebut.

Seperti dilansir TheSocialTalks, penurunan minat baca yang terjadi saat ini memang tak hanya dipengaruhi oleh media sosial saja. Beberapa faktor lain seperti gaya hidup yang sangat sibuk dan serbuan informasi juga bisa mempengaruhi menurunnya minat baca.

Namun di sisi lain, media sosial juga terbukti turut berperan dalam mempengaruhi menurunnya minat membaca. Media sosial dapat mempengaruhi penurunan minat baca, setidaknya melalui tiga cara. Berikut ini adalah ketiga cara tersebut:

 

1. Menjadi distraksi. 

Notifikasi hingga pop up dari aplikasi media sosial dirancang untuk membuat pengguna terus tertarik untuk membuka media sosial dan terdistraksi. Hal ini bisa membuat orang-orang mengalami kesulitan untuk fokus membaca buku atau artikel yang panjang.

 

2. Membentuk kebiasaan skimming

Pengguna media sosial akan sangat terbiasa untuk melakukan skimming sambil melakukan scrolling di media sosial. Karena terbiasa terpapar oleh konten yang cepat dan mudah, banyak dari pengguna media sosial yang akan mengalami kesulitan untuk memahami konten atau bacaan panjang yang membutuhkan banyak atensi dan komprehensi.

 

3. Membatasi keberagaman. 

Kemunculan konten di media sosial umumnya disesuaikan dengan minat pengguna melalui suatu algoritma. Hal ini membuat pengguna media sosial cenderung terpaku dengan hal-hal yang mereka sukai saja dan enggan mendapatkan paparan informasi berbeda.

 

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan agar minat membaca tetap bertumbuh subur di tengah era media sosial. Salah satu di antaranya adalah dengan menyeimbangkan penggunaan media digital dan analog di dalam keseharian.

"Meski media digital memiliki banyak manfaat, penting untuk menyeimbangkannya dengan aktivitas luring, seperti membaca, berolahraga, dan bersosialisasi," ujar jurnalis Ashar Shreim melalui TheSocialTalks.

Membatasi distraksi juga merupakan langkah penting yang perlu dilakukan dalam membentuk kebiasaan membaca. Buat sebuah jadwal membaca dalam keseharian dan lakukan aktivitas membaca tersebut di tempat yang tenang. Jangan lupa untuk menonaktifkan gawai atau mengaturnya dalam mode senyap selama membaca. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement