Ahad 21 May 2023 20:04 WIB

Dokter Ungkap Kemungkinan Penyebab Keguguran Berulang

Hampir 70 persen kasus keguguran berulang tidak diketahui penyebabnya.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Gita Amanda
Perempuan Keguguran (ilustrasi). Hampir 70 persen kasus keguguran berulang tidak diketahui penyebabnya.
Foto: Google
Perempuan Keguguran (ilustrasi). Hampir 70 persen kasus keguguran berulang tidak diketahui penyebabnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi RS Pondok Indah-IVF Centre, Dr dr Kanadi Sumapraja, SpOG, Subsp. F. E. R, MSc mengatakan mendapatkan janin yang dapat tumbuh dengan sempurna hingga waktu persalinan tiba adalah harapan setiap pasangan. Namun, tak sedikit yang justru harus berhadapan dengan kenyataan pahit, yaitu keguguran.

Keguguran merupakan kondisi dimana kehamilan terhenti akibat tidak berkembangnya janin, matinya janin, keluarnya hasil pembuahan secara spontan sebelum usia janin menginjak 20 minggu, atau berat janin kurang dari 500 gram. Keguguran ditandai dengan keluarnya darah, rasa mulas, dan diikuti dengan pembukaan mulut rahim.

Baca Juga

"Suatu keguguran disebut keguguran berulang jika telah terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (21/5/2023).

Namun demikian, lanjut dr Kanadi, apabila seseorang sudah mengalami keguguran sebanyak dua kali berturut-turut, ada baiknya tidak menunggu untuk kejadian yang ketiga. "Segera berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi," sarannya.

Dokter Kanadi mengatakan normalnya, sekitar 1 dari 6 pasangan (sekitar 15 persen) akan mengalami keguguran. Meski demikian, kejadian keguguran berulang bukanlah merupakan sebuah fenomena yang normal. Kemungkinan terjadinya keguguran ulang dapat meningkat dua kali lipat setelah terjadi keguguran dua kali berturut-turut.

"Namun sayangnya, hampir 70 persen kasus keguguran berulang tidak diketahui penyebabnya," ungkapnya.

Beberapa faktor penyebab keguguran berulang

Dr Kanadi menjelaskan faktor penyebab kejadian keguguran berulang dapat dibagi menjadi kelainan di sisi janin atau di sisi ibu. "Kelainan kromosom atau genetik mengakibatkan terjadinya gangguan perkembangan janin hingga kematian janin yang memicu terjadinya keguguran berulang, terutama di kehamilan usia dini," paparnya.

Kromosom janin disumbangkan oleh sperma dan sel telur. Kualitas sperma dapat dipengaruhi oleh kebiasaan merokok atau pajanan suhu panas pada buah zakar akibat sering menggunakan pakaian yang ketat. Sementara kualitas sel telur lebih banyak dipengaruhi oleh faktor usia ibu.

Kelainan pada sisi ibu umumnya mengakibatkan terjadinya keguguran berulang di usia kehamilan yang lebih lanjut. Kondisi yang mengakibatkan rahim sulit mempertahankan kehamilan, seperti adanya tumor dinding rahim, atau kelemahan mulut rahim dapat mengakibatkan terjadinya keguguran.

Selain itu, gangguan pembekuan darah, gangguan metabolik, gangguan produksi hormon reproduksi, infeksi, serta penyakit autoimun pada ibu berpotensi mengganggu proses tubuh ibu untuk memelihara kehamilan, yang berakibat pada keguguran.

Penyebab lainnya adalah pengaruh pola gaya hidup yang berpotensi untuk memicu terjadinya gangguan metabolik. Diantaranya peningkatan berat badan berlebih akibat gaya hidup kurang bergerak (sedentary living), kurang istirahat, kurang berolah raga, serta tidak menjaga pola makan yang baik juga berpotensi menjadi penyebab kejadian keguguran.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement