Rabu 17 May 2023 04:50 WIB

BKKBN: Kontrasepsi pada Pria Lebih Kecil Risikonya

Persentase pria peserta Program KB masih sangat rendah, yakni 2,48 persen pada 2022.

Ilustrasi kondom. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Shodiqin menyampaikan, kontrasepsi pada pria lebih kecil risikonya dibandingkan pada perempuan.
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi kondom. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Shodiqin menyampaikan, kontrasepsi pada pria lebih kecil risikonya dibandingkan pada perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Shodiqin menyampaikan, kontrasepsi pada pria lebih kecil risikonya dibandingkan pada perempuan.

"Seperti kondom, itu nyaris tidak berisiko, karena jarang ditemui pengguna yang menderita alergi lateks," kata Shodiqin sebagaimana dikutip dalam siaran pers BKKBN yang disiarkan Antara di Jakarta.

Baca Juga

Menurut dia, keluhan yang disampaikan oleh pria yang menggunakan kondom umumnya hanya berkenaan dengan kenyamanan dan kepraktisan. Keluhan yang lain jarang dilaporkan.

Shodiqin menjelaskan, kontrasepsi dengan Metode Operasi Pria (MOP) seperti vasektomi juga hanya meliputi operasi ringan. Pembiusannya pun lokal dan bisa selesai dalam waktu kurang dari 20 menit jika tidak ada faktor penyulit.

Dalam vasektomi, tidak ada organ yang diambil atau dibuang, yang dilakukan adalah memotong dan mengikat saluran sperma agar air mani yang dikeluarkan tidak lagi mengandung sperma. "Karena tidak bisa bergabung dengan air mani, maka selanjutnya diserap oleh peredaran darah untuk dimanfaatkan sel-sel atau jaringan yang membutuhkan," kata dia menambahkan.

Shodiqin mengemukakan, persentase pria yang menjadi peserta Program KB masih sangat rendah. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017 hanya sekitar 2,7 persen pria yang menjadi peserta Program KB, yang meliputi 2,5 persen pengguna kondom dan 0,2 persen pengguna metode MOP jenis vasektomi.

Data dalam Sistem Informasi Keluarga BKKBN 2022 menunjukkan, ada 2,2 persen pria yang menggunakan alat kontrasepsi kondom dan 0,25 persen pria yang menjalani vasektomi. Persentase pria yang menjadi peserta Program KB pada 2022 tercatat 2,48 persen, belum sampai separuh dari target yang ditetapkan sebesar 5,33 persen.

"Ini disebabkan oleh adanya mitos atau salah persepsi bahwa vasektomi sama seperti kebiri, yang menyebabkan hilangnya gairah, juga masih jarangnya tokoh dan pemuka masyarakat yang meneladankan ber-KB menjadi penyebab utama rendahnya capaian KB pria, khususnya vasektomi," kata Shodiqin.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement