Kamis 11 May 2023 11:10 WIB

Waspadalah, Ini Gejala Penyakit Akibat Virus Marburg

Penyakit akibat virus Marburg telah teridentifikasi sejak lama.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Penyakit virus Marburg telah teridentifikasi sejak lama dan pernah menyebabkan wabah di beberapa negara Afrika. Tingkat kematian yang disebabkan oleh virus ini bisa sangat tinggi, yaitu mencapai 88 persen(ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Penyakit virus Marburg telah teridentifikasi sejak lama dan pernah menyebabkan wabah di beberapa negara Afrika. Tingkat kematian yang disebabkan oleh virus ini bisa sangat tinggi, yaitu mencapai 88 persen(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--- Penyakit virus Marburg saat ini tengah banyak diperbincangkan. Oleh karena itu, penting untuk memahami karakter, gejala, serta cara mencegah penyakit yang menyebar dari hewan atau manusia yang terinfeksi ini.

“Penyakit virus Marburg telah teridentifikasi sejak lama dan pernah menyebabkan wabah di beberapa negara Afrika. Tingkat kematian yang disebabkan oleh virus ini bisa sangat tinggi, yaitu mencapai 88 persen," ujar Medical Dept. PT Kalbe Farma Tbk, dr. JohanIndra Lukito, dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (12/5/2023).

Baca Juga

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mewaspadainya dan melakukan tindakan pencegahan. Penyakit sejenis demam berdarah ini pertama kali teridentifikasi pada tahun 1967. Masa inkubasi bervariasi antara dua hingga 21 hari.

Gejala muncul secara tiba-tiba umumnya berupa demam, sakit kepala, badan terasa pegal, dan nyeri otot. Kemudian dapat disertai diare, nyeri dan kram perut, mual dan muntah, mata merah, dan munculnya bintik-bintik merah di kulit. Diare bisa terjadi selama seminggu.

Selama lima hingga 13 hari setelah timbulnya penyakit, penderita akan semakin lemah, sesak napas, dan mengalami bengkak di tubuh. Juga bisa timbul gangguan kesadaran, seperti kebingungan atau menjadi mudah tersinggung.

Selanjutnya, gejala perdarahan mulai timbul, seperti mimisan, gusi berdarah, buang air besar dan muntah disertai darah. Seiring dengan semakin parahnya penyakit, banyak organ yang terganggu termasuk pankreas, hati dan ginjal. Pada kondisi yang semakin kritis, dapat terjadi kejang, dehidrasi berat, gangguan metabolisme yang berat, kegagalan fungsi berbagai organ, koma, dan syok. Dalam kasus yang fatal, kematian umumnya terjadi antara 8 dan 9 hari setelah timbulnya gejala,biasanya didahului oleh kehilangan darah yang parah dan syok.

Dokter Johan menekankan bahwa virus Marburg dapat menular melalui cairan tubuh hewan atau manusia yang terinfeksi, seperti darah, air liur, keringat, urin, dan feses. Virus Marburg juga dapat menular melalui kontak tidak langsung dengan benda yang terkontaminasi, dan virus mampu bertahan selama empat hingga lima hari pada benda tersebut.

“Pada ibu hamil yang terinfeksi, virus Marburg dapat ditemukan di air ketuban atau plasenta,dan bahkan dapat ditemukan di air susu ibu (ASI) setelah ia sembuh. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan untuk tidak menyusui demi mencegah penularan virus ke anak,” kata dr Johan menjelaskan.

Beberapa tindakan pencegahan dapat dilakukan, di antaranya menjaga kesehatan tubuh dengan pola makan bergizi, minum air yang cukup, istirahat yang cukup, dan olahraga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement