Rabu 10 May 2023 19:43 WIB

Anak Punya Alergi, Dokter Minta Orang Tua Jangan Terlalu Mengekang

Alergi terhadap makanan akan meningkat aat anak usia satu sampai dua tahun.

Anak mengalami alergi makanan (ilustrasi). Dokter menyarankan orang tua agar tidak terlalu mengekang anak yang memiliki alergi terhadap sesuatu.
Foto: skincarebeautyzone.com
Anak mengalami alergi makanan (ilustrasi). Dokter menyarankan orang tua agar tidak terlalu mengekang anak yang memiliki alergi terhadap sesuatu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter anak konsultan alergi imunologi yang juga terhimpun dalam anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Isman Jafar SpA(K) mengimbau orang tua tidak terlalu mengekang anak yang mengidap alergi, khususnya makanan. Pasalnya tindakan tersebut dinilai justru dapat "merusak" hidup anak.

"Itu malah kita jadi merusak hidup seorang anak. Kan anak itu mau coba semua. Kalau ibunya punya pola pikir, 'Jangan, kamu kan alergi. Nggak boleh'. Jadi anaknya mau ini dikekang, mau itu nggak boleh," kata Isman saat dijumpai di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (10/5/2023).

Baca Juga

"Padahal yang betul adalah sebelum ada bukti hitam di atas putih (pernyataan dokter) anak itu alergi, itu hanya prasangka saja. Mungkin betul, tapi jangan mengekang anak," ujarnya.

Isman menjelaskan, alergi terhadap makanan akan meningkat saat anak usia satu sampai dua tahun. Namun, itu tidak berarti ibu harus melarang anak mengonsumsi makanan tersebut selama-lamanya.

"Jadi kalau misalnya usia di atas dua tahun itu akan makin berkurang. Misalnya kalau sudah enam sampai tujuh tahun ya jangan dilarang-larang juga. Kita biarkan saja anaknya makan makanan tersebut dengan harapan akan timbul toleransi," kata Isman.

Dia menyebut, toleransi ini adalah kebalikan dari alergi. "Jadi zat yang tadinya tubuh anggap berbahaya, kita sudah mengenal zat tersebut. Sehingga lama-lama tubuh sudah akrab dengan zat tersebut. Jadi berteman jadinya. Nah itu yang kita harapkan anak-anak akan bisa toleransi," jelasnya.

Kendati demikian, Isman mengingatkan bahaya apabila anak sudah mengalami reaksi anafilaksis. Anafilaksis adalah reaksi alergi berat dan terjadi secara tiba-tiba setelah tubuh terpapar pemicu alergi.

"Tapi ada bahayanya juga. Ketika dikasih misal timbul reaksi anafilaksis. Misal menyerang beberapa anggota tubuh seperti jantung dan lain-lain. Nah itu risiko. Jangan coba-coba. Tapi kalau belum ada bukti pasti, biasa saja. Santai saja," kata dia.

Di sisi lain, psikolog anak dan parenting coach Irma Gustiana A juga menyampaikan hal serupa. Dia mengimbau agar orang tua tidak memberikan label alergi terhadap anak-anaknya.

"Jangan kasih label. Misalnya ngomong 'Kamu tuh kan alergian'. Jangan begitu. Karena dia akan sugesti ke dirinya, 'Aku tuh alergian. Aku tuh lemah, aku beda'. Bisa dua yang terjadi. Antara dia nggak pede atau dia bisa jadi sangat membuat itu menjadi alasan," ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement