Sabtu 06 May 2023 03:40 WIB

Freelancer Harus Punya Bekal Pemahaman Diri yang Kuat

Orang yang memakai kekuatan dirinya dalam berusaha akan mencapai hasil optimal.

Freelancer (Ilustrasi). Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (FKUI) Endang Parahyanti, mengatakan, pekerja lepas atau freelancer harus memiliki bekal berupa pemahaman diri yang kuat untuk mencapai hasil yang optimal dalam pekerjaannya.
Foto: Reuters
Freelancer (Ilustrasi). Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (FKUI) Endang Parahyanti, mengatakan, pekerja lepas atau freelancer harus memiliki bekal berupa pemahaman diri yang kuat untuk mencapai hasil yang optimal dalam pekerjaannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (FKUI) Endang Parahyanti, mengatakan, pekerja lepas atau freelancer harus memiliki bekal berupa pemahaman diri yang kuat untuk mencapai hasil yang optimal dalam pekerjaannya.

"Selain kemampuan manajemen waktu, komunikasi, dan manajemen stres, yang tidak kalah penting adalah faktor internal yaitu pemahaman diri yang kuat akan kemampuan, kekuatan, dan minat akan suatu bidang tertentu yang akan ditekuninya," kata Endang.

Baca Juga

Menurut Endang yang mengajar di bidang psikologi organisasi dan industri itu, seseorang yang menggunakan kekuatan dan kemampuan dirinya dalam menjalankan usaha akan mencapai hasil yang optimal daripada mengerjakan tugas yang sebenarnya bukan merupakan minat maupun kekuatannya.

Kemudian mengingat fleksibilitas pekerjaan yang dilakukan, Endang mengatakan pekerja lepas perlu berkreativitas agar pengalaman kerja menjadi lebih bermakna. Adapun cara meningkatkan kreativitas menurut Endang adalah dengan proaktif melihat peluang yang ada, mencoba hal baru, memiliki pola pikir terbuka, dan banyak berinteraksi dengan berbagai pihak untuk mendapat informasi baru sehingga mendapatkan pengalaman yang beragam.

Di samping menyiapkan bekal-bekal tersebut, ia mengatakan, seorang pekerja lepas juga harus memahami berbagai konsekuensi yang mungkin akan dihadapi di kemudian hari. Misalnya, pendapatan yang mungkin saja tidak stabil dan sangat fluktuatif, tergantung dari berapa banyak proyek yang ditanganinya. Bahkan, mungkin saja ada masa di mana tidak ada tawaran pekerjaan sama sekali.

"Selain itu juga karena bukan merupakan karyawan tetap di mana pun, maka fasilitas seperti asuransi, tunjangan lain-lain juga tidak diperoleh oleh freelancer. Untuk yang sudah berkeluarga dengan tanggungan lebih banyak, maka hal ini mungkin akan berdampak," imbuh Endang.

Kemudian, lanjut dia, pengelolaan waktu juga mungkin akan menantang mengingat pekerjaan bisa datang kapan saja. Menurut Endang, kesiapan untuk menghadapi hal-hal tersebut tidak hanya penting bagi si pekerja lepasnya sendiri tapi juga keluarganya. Adapun salah satu hal penting yang perlu disiapkan adalah kemampuan literasi keuangan atau pengelolaan keuangan, terutama pencatatan pemasukan dan pengeluaran pendapatan.

"Seorang freelancer harus mampu menghitung dengan baik pendapatan dan pengeluaran yang dibutuhkan dirinya dan keluarga akan tidak terjadi defisit yang dapat merugikan," kata Endang.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement