Jumat 05 May 2023 10:02 WIB

Bukan Defensif, Bagaimana Cara Tepat untuk Merespons Kritik?

Pihak yang dikriitk biasanya melihatnya sebagai serangan pribadi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Seseorang dibekap emosi (ilustrasi). Tidak semua orang benar-benar bermaksud menyakiti ketika mengkritik Anda.
Foto: www.freepik.com
Seseorang dibekap emosi (ilustrasi). Tidak semua orang benar-benar bermaksud menyakiti ketika mengkritik Anda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kehidupan sehari-hari, termasuk saat bermedia sosial, orang tidak terlepas dari yang namanya komentar ataupun kritik. Hanya saja, dalam hal kritik mengkritik ini, sebagian orang sering kali meresponsnya secara keliru.

Dampaknya bisa berkepanjangan. Sebenarnya, bagaimana cara tepat menghadapi kritik, khususnya dari sisi psikologi?

Baca Juga

Dikutip dari laman Exploring Your Mind, Selasa (4/5/2023), ketika menerima kritik, pihak yang dikriitk biasanya melihatnya sebagai serangan pribadi. Rasanya seperti komentar ofensif yang terkadang bahkan memalukan, menyakitkan, dan tidak nyaman.

Itulah alasan orang sangat sulit untuk menanggapi kritik. Sering kali, alasan itu juga yang menimbulkan reaksi pertama orang ialah bersikap defensif.

Daripada bersikap defensif, jauh lebih baik jika menanggapi kritik dengan asertif. Pertama, sangat penting untuk bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan tentang kritik orang lain.

Hal ini bisa menyakitkan, tetapi tidak semua orang benar-benar bermaksud menyakiti. Misalnya, apa tujuan mereka mengkritik? Mengapa mereka melakukannya? Apa alasan mereka?

Nyatanya, jika seseorang tidak bereaksi dengan marah, maka itu tidak akan memberi mereka tanda titik lemah orang yang dikritik. Jika orang lain benar dan yang dikritik salah, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah mengoreksi diri sendiri.

Cara tepat menanggapi kritik

1. Analisis kritik

Begitu menerima kritik, cobalah menganalisisnya dengan mengubahnya menjadi monolog internal diri (apa yang Anda katakan dan pikirkan di kepala Anda). Misalnya, Anda dapat mengatakan pada diri sendiri sesuatu seperti ini, “Saya tidak perlu membuktikan apa pun karena tidak ada yang menyerang saya. Dengarkan baik-baik, karena apa yang pengkritik katakan bisa berguna."

Cobalah untuk memahami hal yang pengkritik inginkan. Hanya karena orang lain mengkritik, bukan berarti kita telah gagal sepenuhnya.

2. Evaluasi kritikan

Hal berikutnya yang harus dilakukan adalah mengevaluasi kritik orang lain. Itu akan membantu mengetahui apakah Anda perlu mengubah perilaku, atau sebaiknya menolak secara konstruktif apa yang mereka katakan kepada Anda.

Pikirkan tentang suasana emosional. Orang lain mungkin sedang marah, jadi mungkin Anda tidak perlu menganggapnya terlalu serius. Memikirkan emosi mereka dapat membantu Anda melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda.

Kita semua mengatakan hal-hal yang tidak dimaksudkan ketika sedang marah. Terkadang, yang terbaik adalah tidak mempermasalahkannya.

Kunci respons sukses terhadap kritik adalah mendengarkan secara aktif dan mengelola monolog internal Anda. Dengan begitu, nantinya, penerima kritik bisa mengetahui respons dari tempat yang tenang dan damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement