Rabu 03 May 2023 06:15 WIB

Telur Hingga Daging Harus Hati-Hati Diberikan pada Anak, Ini Alasannya

Telur dan daging mengandung kontaminan kuman yang berbahaya bagi anak.

Potensi bahaya dari sajian telur setengah matang untuk anak-anak.
Foto: www.freepik.com
Potensi bahaya dari sajian telur setengah matang untuk anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat khususnya orang tua sebaiknya berhati-hati dalam memilih dan memilah makanan yang akan diberikan pada anak-anak usia lima dan di bawah lima tahun (balita). Pasalnya, beberapa tipe makanan terbukti bisa membawa risiko berbahaya bagi kesehatan bila tidak diproduksi atau disimpan dengan baik.

"Untuk produk susu kalau tidak melewati proses pasteurisasi, maka hati-hati bisa terkena infeksi yang ditularkan lewat makanan. Sedangkan madu, rekomendasi memperbolehkan untuk menunggu setelah anak usia satu tahun karena seringkali ada kontaminan kuman di dalam madu," papar Ketua Satuan Tugas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Kurniawan Taufiq Kadafi, MBiomed, SpA(K), saat sesi diskusi virtual mengenai perubahan iklim dan dampaknya terhadap kesehatan anak-anak, Selasa (2/5/2023).

Baca Juga

Ia melanjutkan, kontaminan di dalam madu bisa menyebabkan infeksi pada sistem saluran pencernaan bagi anak-anak. Taufiq juga mengingatkan potensi bahaya dari sajian telur setengah matang untuk anak-anak.

"Rekomendasi sebaiknya telur dipanaskan hingga 74 derajat Celcius. Kalau tidak, di situ banyak kontaminan kuman. Jadi hati-hati konsumsi telur setengah matang," jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk jenis makanan laut seperti kerang atau tiram sebaiknya dimasak hingga cangkang terbuka, sedangkan untuk jenis sushi baik dimasak pada temperatur internal 74 derajat Celcius. Lalu, berapa lama sebaiknya menyimpan makanan atau minuman? 

Taufiq mengambil contoh, untuk daging dan ayam maka hanya bisa disimpan selama dua sampai empat hari pada suhu empat derajat Celcius dan tidak lebih dari dua belas bulan pada sistem pendingin beku suhu -18 derajat Celcius atau lebih rendah. Pada kondisi yang sama, sosis dan daging olahan disarankan tidak lebih dari dua hari penyimpanan dan bertahan tidak lebih dari tiga bulan di pendingin beku.

"Kita sering menyimpan makanan sekian lama di freezer dan tidak mengukur suhunya selama berminggu-minggu, maka ini bisa berpotensi kontaminan infeksi," terangnya.

Sedangkan untuk ikan berlemak sedikit atau lean fish pada kondisi suhu yang sama, sebaiknya disimpan paling lama empat hari dan tak lebih dari enam bulan pada pendingin beku. Untuk jenis ikan tuna, salmon, dan trout juga sebaiknya tidak lebih dari empat hari penyimpanan dengan maksimal berada pada pendingin beku selama dua bulan.

Sementara jenis lobster, udang, dan varian kerang, sebaiknya disimpan tidak lebih dari dua hari dan maksimal selama empat bulan untuk penyimpanan di pendingin beku. Telur dalam cangkang baik disimpan sesuai tanggal kedaluwarsa atau sekitar empat pekan dan tidak boleh dimasukkan ke dalam pendingin beku.

Sedangkan telur yang telah dikeluarkan dari kulit sebaiknya disimpan maksimal empat hari dan bisa bertahan empat bulan di pendingin beku. Sementara telur rebus bisa bertahan selama satu pekan dan sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam pendingin beku. Produk susu, yoghurt, dan keju lembut yang telah terbuka dari kemasan disarankan untuk disimpan maksimal empat hari dengan tidak memasukkannya ke pendingin beku.

"Orang tua bingung kenapa anaknya sering muntah atau diare, ternyata karena hal-hal seperti ini terlupakan," tutup Taufiq.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement