REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis kulit dr Arini Widodo, SpKK mengingatkan paparan UVA dan UVB dari sinar matahari berbahaya bagi kulit. Kedua sinar ultraviolet tersebut dapat merusak DNA sel kulit hingga menyebabkan kanker kulit dan penuaan dini.
"Paparan UVA dan UVB yang tidak terlindungi dapat merusak DNA dalam sel kulit, menghasilkan cacat genetik, kemudian menyebabkan kanker kulit dan penuaan dini," kata anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia itu saat dihubungi Antara, Selasa (25/4/2023).
Arini menjelaskan, foton UV berada di antara panjang gelombang cahaya tampak dan radiasi gamma. Energi UV dapat dibagi tiga berdasarkan sifat fisik elektro yaitu UVA, UVB, dan UVC.
Foton UVC memiliki panjang gelombang terpendek, yakni 100-280 nanometer, namun memiliki energi tertinggi. Sementara itu, UVA memiliki panjang gelombang terpanjang, yakni 315-400 nanometer, namun fotonnya paling tidak energik.
"UVB berada di antara keduanya," tutur Arini.
Arini mengatakan, setiap jenis UV tersebut dapat menimbulkan berbagai efek pada sel, jaringan, dan molekul. UVA dapat menyebabkan penuaan kulit, kerusakan DNA, dan pigmentasi kulit.
"UVB menjadi penyebab utama kanker kulit, sunburn (kulit terbakar), dan kulit merah," ujar lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.
"Sedangkan UVC adalah yang paling berbahaya. Namun, gelombang ini tidak sampai ke bumi sebab diabsorbsi oleh ozon," ujar dia.