Jumat 21 Apr 2023 11:18 WIB

Pakar Komunikasi Jelaskan Untung Rugi Curhat di Medsos

Masyarakat disarankan tak curhat berlebihan guna cegah respons negatif.

 Sebuah ilustrasi foto menunjukkan logo aplikasi perpesanan media sosial. Kepala Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Dipa (UNDIPA) Makassar Erfan Hasmin memberikan penjelasan mengenai untung dan rugi mencurahkan isi hati atau curhat di media sosial.
Foto: EPA-EFE/IAN LANGSDON
Sebuah ilustrasi foto menunjukkan logo aplikasi perpesanan media sosial. Kepala Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Dipa (UNDIPA) Makassar Erfan Hasmin memberikan penjelasan mengenai untung dan rugi mencurahkan isi hati atau curhat di media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Dipa (UNDIPA) Makassar Erfan Hasmin memberikan penjelasan mengenai untung dan rugi mencurahkan isi hati atau curhat di media sosial.

Erfan menyarankan masyarakat tidak curhat secara berlebihan untuk mencegah respons negatif dari orang lain. Tidak semua orang di media sosial akan memberikan solusi sesuai dengan yang diharapkan.

Baca Juga

"Ada juga yang orang akan menghakimi dan memberikan respon negatif," ujar Erfan disiarkan Antara.

Bagi beberapa orang, curhat di media sosial dinilai dapat memberikan ketenangan atas masalah yang menimpanya. Menurut Erfan, mendapat respons atau masukan dari orang lain bisa membuat seseorang lebih tenang, nyaman, dan terhindar dari stres.

Namun, terlampau berlebihan dalam curhat juga tidak bagus bagi orang tersebut. Curhat berlebihan di media sosial bisa menimbulkan respon negatif dari orang lain yang bisa berdampak terhadap kondisi mental si pencerita.

"Tentu saja ini akan berakibat memperburuk keadaan dan merusak mental diri sendiri," ujar Erfan.

Oleh karena itu, agar tidak berlebihan curhat di media sosial atau yang populer dengan istilah oversharing, Erfan menyarankan masyarakat untuk tidak mengunggah sesuatu di media sosial ketika emosi sedang tidak stabil. Kondisi emosi yang tak stabil kerap membuat seseorang kurang waspada.

Selain itu, lebih selektif terhadap apa yang hendak diunggah di media sosial adalah langkah tepat sembari berpikir ulang apakah unggahan itu bakal merugikan diri sendiri atau orang lain.

VP Head of Direct Sales, Retail & Partnership East Java Balinusra at PT Indosat Tbk Indosat Ooredoo Hutchison Heny Tri Purnaningsih, menambahkan, pengguna internet untuk pintar mengendalikan diri dan emosi ketika berselancar di dunia maya. Dia mengimbau agar pengguna tidak berkomentar di media sosial ketika sedang emosi atau dalam keadaan marah. Menurut dia, sesuatu yang diawali dengan amarah akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari.

"Hindari mengumbar kehidupan pribadi di media sosial. Sebab, urusan pribadi bukan untuk konsumsi publik. Sebaliknya, hormati privasi orang lain dan jangan berkomentar negatif terhadap pendapat orang lain," kata Heny.

Agar terhindar dari dampak buruk media sosial, Konsultan TIK Anwar Sadat memberikan sejumlah tips. Yakni, niat untuk menggunakan media sosial sewajarnya saja disertai disiplin waktu.

Selanjutnya, masyarakat perlu membuat skala prioritas dalam bermedia sosial, menyaring konten yang hendak dibaca, dan memastikan bahwa konten tersebut bermanfaat.

"Dunia digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak tumbuh dan berkembang, serta tempat di mana kita sebagai bangsa hadir secara bermartabat," kata Anwar.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement