Jumat 14 Apr 2023 03:24 WIB

Tak Cuma Orang Dewasa, Hipertensi Juga Bisa Dialami Anak-Anak

Hipertensi pada masa anak-anak dapat menyebabkan kerusakan kardiovaskular.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Anak bisa mengalami hipertensi (ilustrasi). Penyebab hipertensi pada anak-anak sama halnya dengan orang dewasa.
Foto: www.freepik.com
Anak bisa mengalami hipertensi (ilustrasi). Penyebab hipertensi pada anak-anak sama halnya dengan orang dewasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai The Silent Killer karena dapat menyebabkan kerusakan jantung dan otak yang serius. Penyakit ini umumnya terjadi pada orang dewasa. Namun kini, tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa diidap juga oleh anak-anak.

Di kalangan anak-anak dan remaja Amerika Serikat (AS), lima persennya mengidap hipertensi dan 18 persen mengalami peningkatan tekanan darah. Hal ini diungkapkan oleh pernyataan ilmiah dari American Heart Association (AHA) yang diterbitkan baru-baru ini dalam jurnal Hypertension mereka.

Baca Juga

Dilansir Heart.org, sampai saat ini, para ahli medis tidak berfokus pada hipertensi sebagai masalah anak-anak. Faktanya, mereka juga tidak yakin bagaimana mendiagnosis hipertensi pada anak-anak dan tidak mencari tahu.

Pemeriksaan baru dilakukan ketika anak tersebut memiliki kondisi yang mendasarinya, seperti penyakit ginjal yang dapat menyebabkan tingkat tekanan darah naik. “Bukan praktik umum untuk mengukur tekanan darah pada anak-anak tanpa gejala, jadi butuh beberapa saat untuk mengetahui apa yang normal atau tidak,” kata profesor emeritus kedokteran dan pediatri di Universitas Thomas Jefferson di Philadelphia, Prof Falkner.

Dia mengatakan, kekhawatiran tentang hipertensi masa anak-anak telah meningkat karena tingkat obesitas anak-anak di AS telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Kelebihan berat badan dan kurang aktivitas fisik merupakan faktor risiko utama hipertensi, bersama dengan pola makan yang buruk.

“Banyak hal serupa yang menyebabkan hipertensi pada orang dewasa, dan dapat menjadi penyebab yang sama pada anak-anak,” kata direktur kardiologi preventif di Pusat Jantung Rumah Sakit Anak Nationwide di Columbus, Ohio, dr Andrew Tran.

Selama tiga dekade terakhir, Pusat Pengendalian dan Penyakit (CDC) di AS memberikan data bahwa obesitas pada anak di AS meningkat dua kali lipat. Tingkat aktivitas fisik tetap jauh di bawah pedoman federal, hanya sekitar seperlima anak usia 6 hingga 17 tahun yang mendapatkan aktivitas fisik 60 menit yang direkomendasikan setiap hari, dengan tingkat aktivitas menurun seiring bertambahnya usia anak.

Menurut CDC, anak-anak usia dini di AS tidak memenuhi standar pedoman federal untuk makan buah dan sayuran, tetapi justru secara teratur mengonsumsi minuman manis. Kondisi seperti kelainan jantung dan penyakit ginjal juga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat pada anak. Semakin lama tekanan darah tinggi, semakin besar risikonya terhadap jantung dan pembuluh darah di organ utama, seperti otak dan ginjal.

“Kita tahu bahwa anak-anak yang memiliki tekanan darah tinggi juga cenderung mengalaminya saat dewasa,” kata Tran, yang ikut menulis laporan AHA baru-baru ini.

Penelitian telah lama membangun hubungan antara tekanan darah tinggi pada orang dewasa dan peningkatan risiko masalah seperti serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Pada orang dewasa, tekanan darah dianggap tinggi jika kadar sistolik (angka atas) 130 mmHg atau lebih dan kadar diastolik (angka bawah) 80 mmHg atau lebih tinggi. Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah kurang dari 120/80 mmHg.

Sampai saat ini, data yang menghubungkan tingkat tekanan darah dengan kejadian kardiovaskular selanjutnya masih kurang untuk anak-anak. Tetapi penelitian yang diterbitkan selama beberapa tahun terakhir memberikan bukti bahwa tekanan darah tinggi pada masa anak-anak dapat menyebabkan kerusakan kardiovaskular dalam beberapa tahun. Hal tersebut juga bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular di masa dewasa.

Berdasarkan data ini, laporan AHA yang baru mendefinisikan tekanan darah tinggi untuk anak-anak berusia 13 tahun ke atas dengan menggunakan ambang batas yang sama dengan orang dewasa. “Kami sekarang memiliki bukti bahwa anak-anak dengan hipertensi memiliki jantung yang membesar dan pembuluh yang lebih kaku. Ada tanda-tanda bahwa tekanan darah tinggi berdampak buruk pada anak,” kata Falkner.

Untuk anak di bawah 13 tahun, hipertensi didiagnosis jika tekanan darah sistolik atau diastolik berada pada atau di atas persentil ke-95, yang berarti 95 persen anak lain dengan usia, jenis kelamin, dan tinggi yang sama memiliki tekanan darah lebih rendah. Tekanan darah normal didefinisikan sebagai berada di bawah persentil ke-90.

Mengecek tekanan darah pada anak dilakukan dengan cara yang sama seperti pada orang dewasa. Anak harus duduk di ruangan yang tenang, istirahat selama tiga sampai lima menit sebelum pemeriksaan dilakukan. Kaki mereka harus rata di lantai dan punggung mereka ditopang. Tidak boleh ada gangguan seperti perangkat digital dan anak tidak boleh berbicara saat sedang diperiksa.

Pedoman American Academy of Pediatrics meminta alat dengan ukuran yang tepat ditempatkan pada kulit telanjang lengan kanan dan ditopang sehingga bagian tengah manset setinggi jantung. Pengukuran harus dilakukan setidaknya pada tiga hari yang berbeda karena hasil pemeriksaan dapat bervariasi.

Ketika pengukuran lebih tinggi dari normal, rata-ratanya harus dihitung. Alat pengukur tekanan darah di rumah dan rawat jalan dapat membantu memastikan diagnosis hipertensi.

Seperti orang dewasa, pengobatan tekanan darah tinggi pada anak-anak harus dimulai dengan perubahan gaya hidup, termasuk melakukan aktivitas fisik secara teratur dan memperbaiki pola makan. “Kami merekomendasikan perubahan pola makan seperti makan lebih banyak buah dan sayuran, serta mengurangi sodium,” ujar Tran. Jika dari hasil pemeriksaan tekanan darah anak sangat tinggi atau tetap tinggi meskipun ada perubahan gaya hidup, mungkin diperlukan pengobatan lebih lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement