Ahad 09 Apr 2023 14:21 WIB

Jay-Z Jadi Satu-satunya Rapper yang Masuk Daftar Miliarder Forbes 2023

Kekayaan bersih Jay-Z meningkat dari 1,5 miliar dolar AS menjadi 2 miliar dolar AS

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Jay-Z kini menjadi satu-satunya rapper yang masuk dalam Daftar Miliarder Forbes 2023. (ilustrasi).
Foto: Flickr
Jay-Z kini menjadi satu-satunya rapper yang masuk dalam Daftar Miliarder Forbes 2023. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jay-Z kini menjadi satu-satunya rapper yang masuk dalam Daftar Miliarder Forbes 2023 setelah Kanye West hengkang dari daftar tersebut. Menurut daftar Forbes yang dirilis Selasa (4 April) lalu, kekayaan bersih Jay-Z meningkat dari 1,5 miliar dolar AS menjadi 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 29,8 triliun.

Sementara itu, kekayaan West telah menurun sejak hilangnya kesepakatannya dengan Adidas. Perusahaan pakaian olah raga tersebut mengakhiri kemitraannya dengan West pada Oktober 2022 sehubungan dengan rapper tersebut yang memposting serangkaian komentar antisemit di media sosial.

Dalam sebuah pernyataan pada saat itu, juru bicara Adidas mengatakan komentar dan perilaku West tidak dapat diterima, penuh kebencian, dan berbahaya. Adidas juga menambahkan Kanye telah melanggar nilai-nilai perusahaan tentang keragaman dan inklusi, rasa saling menghormati, dan keadilan.

Forbes memperkirakan bahwa kemitraan West dengan Adidas, yang dengannya ia mengembangkan merek Yeezy, menyumbang 1,5 miliar dolar AS dari kekayaan bersihnya.

Pada bulan Februari, Adidas memperingatkan potensi kehilangan keuntungan yang besar setelah memutuskan kemitraan dengan West. Adidas mengatakan mereka diperkirakan akan mengalami kerugian laba bersihnya pada tahun 2022 sebagai akibat dari keputusan tersebut.

Seperti yang dilaporkan BBC News, Adidas menerbitkan financial guidance untuk tahun 2023 yang mengungkap dampak buruk dan signifikan dari putusnya kesepakatan dengan Kanye.

"Hal ini akan menurunkan pendapatan sekitar 1,2 miliar euro dan laba operasional sekitar 500 juta euro tahun ini," demikian tertulis dalam dokumen tersebut seperti dilansir dari NME, Ahad (9/4/2023).

Selain itu, merek ini memperkirakan perombakan bisnis akan mengurangi keuntungan sebesar 200 juta euro. Hal ini dapat menyebabkan Adidas menghadapi kerugian operasional sebesar 700 juta euro pada tahun 2023. Namun, perusahaan berharap untuk kembali meraih laba pada tahun 2024.

Perusahaan juga mengungkapkan laba tahun lalu turun menjadi 669 juta euro. Adidas menjelaskan mereka terus meninjau opsi-opsi masa depan untuk pemanfaatan inventaris Yeezy.

"Tahun 2023 akan menjadi tahun transisi untuk bangkit dan kembali menjadi perusahaan yang berkembang dan menguntungkan. Kami akan memberikan fokus penuh kepada konsumen, atlet kami, mitra ritel kami, dan karyawan adidas," kata Bjørn Gulden, CEO Adidas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement