REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Bermain gim video memang menyenangkan. Ini tak hanya berlaku untuk orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Gim video seperti Minecraft, FIFA, Grand Theft Auto, Pokémon, dan Fortnite tak pelak menjadi beberapa judul permainan yang banyak dimainkan. Bahkan, saking menyenangkan, gim video tersebut bisa menyebabkan masalah kecanduan. Belum lagi kehadiran aplikasi seluler seperti Roblox, Angry Birds, dan Clash of Clans yang juga digandrungi selama empat tahun terakhir.
Sayangnya, akibat kecanduan gim video, hal tersebut berdampak buruk terhadap anak. Satu pengalaman dibagikan oleh seorang ibu bernama Lisa, yang putranya, Ryan, kecanduan gim selama masa pembatasan Covid-19. Ryan memainkan gim seperti Call of Duty dan Minecraft di beberapa perangkat berbeda, termasuk PlayStation, laptop, dan ponsel. "Dia berusia 12 tahun ketika saya pertama kali melihat gim menjadi masalah dan menjadi lebih buruk selama pembatasan sosial,” ujar Lisa.
Ryan menjadi “sangat agresif” dan marah terhadap orang yang dia lawan secara daring. Dia kemudian mengarahkan emosi tersebut kepada keluarganya. Solusinya, Ryan pun mengikuti terapi kelompok. Perlahan, Ryan mulai mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain gim. Ibunya melihat adanya perbaikan dalam kesehatan mentalnya.
Sebenarnya, bermain gim masih dinikmati oleh sebagian besar (sekitar 98 persen) anak muda tanpa menimbulkan masalah. Akan tetapi, sisanya membutuhkan bantuan serius. Mereka yang sangat rentan terhadap kecanduan gim cenderung berperilaku impulsif dan kurang mengatur emosi.
Akibat kecanduan gim video, anak-anak bisa bertindak agresif. Tak cukup hanya agresif, beberapa anak juga melukai diri sendiri ketika konsol mereka diambil. Anak tersebut mengatakan bahwa mereka lebih baik mati daripada tidak bermain gim. Yang lain melewatkan makan dan menghindari mandi, sehingga mereka tidak kehilangan waktu permainan. Anak tersebut mengatakan mereka akan bermain terus menerus jika mereka bisa.
“Tidak ada waktu untuk hal lain. Ini termasuk anak-anak yang tidak menyikat gigi, yang tidak mandi selama berbulan-bulan,” kata psikolog dan kepala National Center for Gaming Disorders, Henrietta Bowden-Jones, seperti dilansir Daily Mail, Rabu (29/3/2023).
Anak lain tidak bisa tidur nyenyak dan tidak bisa fokus di sekolah, karena mereka bermain gim sepanjang malam. Platform gim daring seperti Twitch dan Steam, yang memungkinkan pengguna untuk bekerja sama dengan orang-orang dari seluruh dunia dalam zona waktu yang berbeda, memperburuk hal ini.
Masalah besar lainnya adalah “kotak rampasan” yang membuat pemain ketagihan. “Peti harta karun” dalam gim memberikan hadiah virtual acak kepada pemain. Tergantung pada gim yang dimainkan, kotak rampasan dapat berisi senjata baru, mobil cepat, atau bahkan pemain sepak bola berkualitas tinggi.
Namun, mereka mungkin juga tidak berisi apa pun yang diinginkan atau dibutuhkan pemain, meskipun anak-anak telah menghabiskan uang tunai untuk itu. Kritikus telah membandingkan kotak rampasan dengan mesin slot virtual dan menyerukan agar diatur seperti jenis perjudian.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan sekitar satu dari enam anak mencuri uang dari orang tua, untuk membayar kotak rampasan dalam gim.
Lisa mendesak para orang tua untuk mencari bantuan dari profesional, jika ada anggota keluarga mereka jika menunjukkan kecanduan gim.