Selasa 28 Mar 2023 23:15 WIB

Kenali Gejala Epilepsi pada Anak

Orang tua bisa bantu mengenali tanda-tanda epilepsi pada anak

Epilepsi yang diobati dengan baik bisa menurunkan intensitas kejang dan beratnya serangan sehingga kualitas hidup anak tetap terpenuhi./. Ilustrasi
Foto: childrenhospital.org
Epilepsi yang diobati dengan baik bisa menurunkan intensitas kejang dan beratnya serangan sehingga kualitas hidup anak tetap terpenuhi./. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan neurologi anak Prof. Dr. dr. Irawan Mangunatmaja Sp.A(K) mengatakan epilepsi bukan termasuk penyakit keturunan. Namun jika dalam anggota keluarga atau saudara kandung ada yang pernah menderita epilepsi, kemungkinan besar anak juga bisa menderita epilepsi meskipun kemungkinannya masih sedikit.

Menurut dokter yang menamatkan pendidikan S3-nya di Universitas Indonesia (UI) ini, orang tua bisa bantu mengenali tanda-tanda epilepsi pada anak dengan melihat dua gejala khas dari epilepsi yaitu gejala fokal dan gejala umum. Gejala fokal terdapat kekhasan tersendiri yaitu jika terjadi kejang hanya satu sisi tubuh saja yang bergerak berulang.

Baca Juga

Sementara gejala umum adalah jika anak menderita kejang yang ditandai kaku seluruh tubuh, tersentak seperti kaget, atau melamun sambil mengucap kata yang tidak jelas.

Terdapat juga beberapa perbedaan yang termasuk kejang karena epilepsi atau kejang biasa, yaitu pertama jika kejang epilepsi serangannya selalu mendadak dan tiba-tiba. Kedua, kejang epilepsi akan berulang dan dengan gerakan yang sama, berbeda jika bukan kejang bisa terjadi saat sedang aktif ataupun saat santai.

Selain itu, kejang epilepsi juga bisa dilihat dari arah mata pasien, umumnya mata akan membelalak ke atas jika kejang fokal atau ke samping kiri atau kanan. Jika sudah terjadi serangan, epilepsi hanya berlangsung beberapa menit, jika sudah lebih dari 10 menit kemungkinan bukan kejang.

''Dan terpenting adalah dilakukan pengamatan atau perekaman semalaman Jadi pada waktu serangan nanti dilihat pada gelombang EEG dan sesuai dengan lokasinya maka itu kejang, tapi kalau kejang itu oleh karena kemungkinan lain maka biasanya pada EEG-nya tidak muncul gelombang, mungkin yang muncul hanya perlambatan pada suatu daerah,'' ucap Irawan.

Irawan juga menganjurkan untuk segera dilakukan pemeriksaan otak jika anak pertama kali mengalami kejang sehingga bisa diketahui dengan cepat apakah ada gangguan di otaknya melalui pemeriksaan EEG paling lambat 2x24 jam setelah serangan terjadi.

 

Pengobatan pasien epilepsi

Menurut Irawan, ada 80 persen pasien epilepsi yang bisa sembuh total, namun masih memerlukan pengobatan. Epilepsi yang diobati dengan baik bisa menurunkan intensitas kejang dan beratnya serangan sehingga kualitas hidup anak tetap terpenuhi.

Irawan juga menyarankan kepada orang tua untuk selalu berkonsultasi dan berhubungan baik dengan dokter anak yang menangani epilepsy agar bisa terus memantau kondisi kejang anak dengan baik. Selain itu, orang tua juga harus melaporkan kepada dokter jika anak mengalami kejang dalam waktu tidak lebih dari satu minggu agar dokter dapat memberikan pengobatan yang dapat menurunkan frekuensi kejangnya.

''Jadi dokter anak kalau punya pasiennya kejangnya lebih dari 10 atau masih banyak maka harapan saya adalah memberikan nomor telepon anda kepada pasiennya kemudian beritahukan bahwa dalam satu minggu akan menaikkan dosisnya karena dengan cepat menaikkan dosis obat tersebut kualitas anak itu akan lebih baik,'' ucapnya.

Penggunaan obat epilepsi terdapat dua jenis yaitu obat 2 tahun bebas kejang dengan kemungkinan kejang berulang 13 persen dan 1 tahun bebas kejang dengan kemungkinan berulang 50 persen. Dokter juga akan memantau efek samping dari penggunaan obat selama 3-4 bulan sekali melalui pemeriksaan laboratorium.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement