REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketika memesan minuman di Starbucks, barista akan menanyakan nama pelanggan. Menulis nama pelanggan di cangkir ini mulai dilakukan Starbucks pada 2022 dengan tujuan menciptakan ruang yang "hangat dan inklusif" serta "rasa terhubung yang mendalam".
Dilansir Express, Ahad (26/3/2023), tampaknya taktik itu mungkin tidak membuahkan hasil. Jaringan kedai kopi itu sekarang justru dikenal karena ketidakmampuannya untuk mengeja nama yang sederhana dengan benar.
Di forum daring Reddit, seseorang pernah memberi tahu namanya "Tim" kepada barista Starbucks. Barista itu bertanya, "Jim?" dan dia berkata "Tidak, dengan huruf T" jadi dia mendapat kopi dengan nama "Jit".
Pelanggan lain ikut bercerita bahwa ketika memesan minuman, dia mengatakan pengucapan namanya Robin tetapi secara spesifik ditulis dengan huruf Y sehingga barista menulis "Yobin" di cangkirnya.
Seorang wanita menjelaskan bahwa dia memiliki pengalaman serupa ketika memesan caramel latte favoritnya. Dia menyebut namanya adalah Karyn "dengan huruf Y" dan barista menulis "Kayen".
Seorang mantan karyawan Starbucks juga turun ke platform daring Reddit untuk membagikan "kisah tak terlupakan saat bekerja" di kedai kopi. Dia mengungkapkan rekan kerjanya menulis nama perempuan "Litha" di cangkir.
"Jadi barista memanggil nama 'Litha, Litha, aku punya minuman untuk Litha'. Wanita itu sangat marah . Namanya Lisa dan dia cadel."
Pelanggan pun banyak yang penasaran kemungkinan barista Starbucks sengaja salah mengeja nama sehingga orang mengambil gambar dan mengiklankannya. Seorang pengguna daring berpendapat bahwa ini adalah taktik pemasaran yang cerdas untuk jaringan tersebut.
Dia yakin 99 persen itulah yang Starbucks lakukan. "Hampir setiap kali seorang teman saya salah mengeja namanya, mereka mengirim gambar ke Twitter/Instagram, yang tidak akan mereka posting sebaliknya. Ini sangat cerdas," katanya.
Eks pekerja Starbucks lainnya mengatakan banyak barista menderita karena jam kerja yang panjang dan "ketika tidak puas, mereka mencari cara untuk menghibur diri sendiri". Seorang barista yang juga pernah bekerja di Starbucks mengeklaim, "Kami sengaja melakukan ini hanya untuk menghibur diri sendiri."