Jumat 24 Mar 2023 17:58 WIB

WHO Peringatkan Badai Freddy Perparah Epidemi Kolera di Afrika

WHO regional Afrika mengatakan kolera kini tersebar di 14 negara.

Pasien dengan gejala kolera. WHO Afrika yang bermarkas di ibu kota Republik Kongo, Brazzaville, mengatakan bahwa sejak mendarat di Madagascar, Mozambik dan Malawi, Badai Freddy menaikkan risiko kesehatan masyarakat ketika Malawi dan Mozambik diterjang wabah kolera.
Foto: AP/Odelyn Joseph
Pasien dengan gejala kolera. WHO Afrika yang bermarkas di ibu kota Republik Kongo, Brazzaville, mengatakan bahwa sejak mendarat di Madagascar, Mozambik dan Malawi, Badai Freddy menaikkan risiko kesehatan masyarakat ketika Malawi dan Mozambik diterjang wabah kolera.

REPUBLIKA.CO.ID, VIETNAM -- WHO Afrika yang bermarkas di ibu kota Republik Kongo, Brazzaville, mengatakan bahwa sejak mendarat di Madagascar, Mozambik dan Malawi, Badai Freddy menaikkan risiko kesehatan masyarakat ketika Malawi dan Mozambik diterjang wabah kolera. Menurut badan kesehatan dunia itu, jumlah kasus kolera di Mozambik naik lebih dari dua kali lipat dalam sepekan terakhir, dari 1.023 menjadi 2.374 kasus pada 20 Maret.

Sementara itu, Malawi kini sedang bergulat dengan wabah kolera terparah. Jumlah kasus kolera baru di negara tersebut turun dari 1.956 kasus pekan lalu menjadi 1.424 kasus pada 20 Maret. Tetapi banjir yang meluas berpotensi membalikkan kecenderungan ini.

Baca Juga

Pada Februari Kantor WHO Afrika memperingatkan bahwa jika tren epidemi terus meningkat dengan cepat sehingga jumlah kasus kolera tahun ini dapat mengalahkan catatan kasus tertinggi pada 2021 ketika kolera mengamuk. Angka tertinggi itu adalah yang terparah dalam hampir satu dekade dengan 141.467 kasus dan 4.094 kematian.

WHO regional Afrika mengatakan kolera kini tersebar di 14 negara Afrika. Epidemi kini juga diperparah oleh cuaca ekstrem dan konflik militer yang meningkatkan kerentanan lantaran masyarakat terpaksa meninggalkan rumah mereka dan hidup dalam kondisi yang sulit.

"Dengan meningkatnya kondisi darurat kesehatan terkait iklim di Afrika, jelas diperlukan aksi lainnya untuk meningkatkan kesiapsiagaan," kata Direktur WHO untuk Wilayah Afrika Matshidiso Moeti.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement