REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa sebulan yang dilakukan umat Islam selama Ramadhan diyakini tak hanya memberikan manfaat secara spiritual, tapi juga secara fisik dan mental. President of the General Cadre Doctors Association (GCDA), Punjab, dr Masood Shaikh mengatakan, ketika puasa, jumlah sel otak meningkat dan kinerja kognitif meningkat.
Penurunan kadar kortisol selama Ramadhan mengurangi ketegangan dan tekanan psikologis. Masood mengatakan, sekitar 25 persen populasi dunia terdiri atas Muslim, yang tinggal di lebih dari 200 negara. Dia menyebut 61,7 persen umat Islam tinggal di kawasan Asia-Pasifik, yang menghadapi ancaman diabetes dan obesitas.
Dia mengatakan, puasa mengurangi kemungkinan obesitas, penyakit jantung, dan strok. Puasa mengurangi ukuran perut, menghilangkan polutan dari tubuh, dan secara keseluruhan memiliki pengaruh yang menguntungkan bagi kesehatan.
Menurut dia, perubahan tersebut terjadi pada tubuh selama Ramadhan. Tubuh memperoleh lebih banyak energi meski makan lebih sedikit. Proses ini berlanjut bahkan setelah Ramadhan.
Dia mengatakan, makan tiga buah kurma setelah berbuka puasa cukup bermanfaat. Masood menyoroti bahwa kurma kaya akan nutrisi penting seperti potasium, magnesium, dan vitamin B. "Kurma membantu mengisi kembali energi dan meningkatkan pencernaan," ujarnya.