REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan pedas terasa sangat nikmat bagi sebagian orang. Namun, beberapa pakar memperingatkan bahwa mengonsumsi makanan yang sangat pedas memiliki risiko kesehatan, terumata jika Anda tidak terbiasa.
Rasa pedas dan panas didapat dari zat bernama capsaicin. Semakin banyak capsaicin, semakin pedas suatu makanan. Jumlah capsaicin yang dikandung makanan diukur dalam satuan panas Scoville (SHU).
Setiap orang mendapat reaksi yang berbeda terhadap capsaicin. Ada yang secara alami tahan karena faktor genetik. Sementara yang lain ada yang tidak toleran terhadap pedas.
“Bagi yang lain, cara reseptor nyeri tubuh bereaksi terhadap capsaicin berubah seiring waktu. Pada dasarnya, ini memungkinkan mereka mengembangkan toleransi rempah yang lebih tinggi,” kata pakar penyedia perawatan darurat Allan Capin, dikutip dari laman Cleveland Clinic, Selasa (14/3/2023).
Capsaicin memiliki kemampuan unik untuk memicu reseptor panas di kulit, menipu sistem saraf untuk berpikir bahwa tubuh Anda kepanasan. Ini memberi sinyal pada otak Anda untuk mengaktifkan mekanisme pendinginan. Jadi, Anda tidak hanya mencicipi makanan pedas, tetapi Anda juga merasakannya.
Makanan pedas dapat menyebabkan iritasi internal, peradangan, dan nyeri. Tubuh Anda mungkin melihat capsaicin sebagai racun dan mencoba membuangnya. Ini yang menyebabkan Anda mendapat reaksi seperti sakit perut, diare, nyeri dada, sakit kepala, dan muntah hebat.
Mengonsumsi makanan yang sangat pedas juga dapat menyebabkan kerusakan fisik dan rasa sakit yang sangat parah sehingga memerlukan perawatan darurat. Asam lambung akibat muntah dapat membakar kerongkongan dan tenggorokan Anda.
Jika Anda mengalami gejala parah setelah makan makanan pedas, segera cari perawatan. Jika tingkat kepedasan hanya membuat mata Anda berair atau hidung mengalir, Anda dianjurkan untuk tidak minum air. Sebab, capsaicin adalah zat berbasis minyak dan air tidak akan membantu mengurangi sensasi nyeri.
Air malah hanya menyebarkan rasa pedas di sekitar mulut Anda. Untuk memadamkannya, Capin merekomendasikan mengonsumsi roti, limun, dan susu.
Haruskah Anda menghindari makan makanan pedas?
Orang yang memiliki penyakit radang usus (IBD) atau gangguan pencernaan lainnya harus menghindari makan makanan pedas. Namun, jika Anda tidak memilikinya, mengonsumsi makanan pedas dengan tingkat tertentu memiliki manfaat. Di antaranya adalah membantu mengatur berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, dan mengurangi risiko kanker.
Meskipun makan makanan pedas dalam jumlah tertentu baik untuk Anda, sebaiknya hindari tantangan makanan pedas jika Anda tidak terbiasa dengan capsaicin tingkat tinggi. “Setiap orang memiliki batas toleransi kepedasan. Jika Anda merasa sakit saat makan makanan pedas, maka berhentilah,” kata Capin.