REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi baru mengungkapkan milenial mencari bantuan profesional untuk masalah kesehatan lebih banyak dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Studi ini mengeksplorasi faktor dan data klaim dari pemegang polis berusia 27 hingga 42 tahun dengan total 126 ribu individu.
Studi yang dilakukan oleh United Healthcare and Health Action Council membandingkan data saat ini dari April 2021 hingga Maret 2022 dengan data historis yang berasal dari tahun 2012. Temuan tersebut dipresentasikan dalam buku putih tahunan keenam kelompok tersebut.
Dilansir dari laman Fox News, Jumat (10/3/2023), penelitian menemukan milenial dengan kondisi medis kronis umum dan anak-anak mereka adalah pengambil manfaat tinggi dari sistem perawatan kesehatan dibandingkan dengan Generasi X. Ini termasuk 106 persen lebih banyak rawat inap untuk milenial dengan diabetes dan 55 persen lebih banyak kunjungan emergency room (ER) and urgent care (UC) untuk hipertensi.
Meskipun tingkat obesitas untuk milenial lebih rendah, terdapat 31 persen lebih banyak kunjungan ke ER dan UC dan 29 persen lebih banyak rawat inap bagi mereka yang obesitas. Milenial dengan gangguan punggung telah mengunjungi ER dan UC 22 persen lebih banyak daripada Gen X, dengan penerimaan rumah sakit 46 persen lebih tinggi.
Ada kunjungan ER dan UC 36 persen lebih tinggi untuk milenial dengan osteoarthritis. Penggunaan kesehatan perilaku naik 35 persen untuk milenial dan anak-anak mereka dibandingkan dengan tingkat pra pandemi. Ini termasuk gangguan kecemasan, depresi dan trauma, yang merupakan 66 persen dari diagnosis perilaku untuk generasi ini.
Pada 2019, 31 persen diagnosis gangguan stres pascatrauma (PTSD) diberikan kepada generasi milenial. Pada tahun 2022, angka tersebut meningkat menjadi 38 persen. Selain itu, milenial dan anak-anak mereka menyumbang 41 persen dari klaim gangguan perkembangan saraf, menurut penelitian tersebut.
Diagnosis yang paling umum termasuk gangguan perhatian defisit (ADD) sebesar 43 persen dan gangguan spektrum autisme sebesar 35 persen. Karena biaya perawatan kesehatan terus meningkat, pendorong biaya klinis teratas bagi kaum milenial adalah kehamilan.
Biaya ini meningkat dengan adanya komplikasi seperti perawatan kesuburan, kehamilan berisiko tinggi, kelahiran kembar, persalinan caesar, dan lama tinggal di rumah sakit. Orang tua milenial dengan anak-anak generasi Alpha memiliki tingkat pemanfaatan layanan kesehatan 38 persen lebih tinggi daripada mereka yang lahir di generasi lain.