REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warner Bros Discovery berencana ekspansi serius pada pada kekayaan intelektual film Harry Potter. CFO Warner Bros Discovery, Gunnar Wiedenfels, berkaca pada kesuksesan video game Hogwarts Legacy yang belum lama ini diluncurkan.
Menurut dia, ada begitu banyak peluang untuk melakukan ekpansi dalam dunia sihir Harry Potter. Apa yang diungkap oleh Wedenfels bisa menjadi tanda bahwa Warner Bros akan membuat lebih banyak proyek Harry Potter pada masa depan, termasuk filmnya.
Kehadiran video game Hogwarts Legacy mendatangkan keuntungan meski berselang 12 tahun dari film Harry Potter yang terakhir. Hal tersebut menunjukkan ada begitu banyak kesempatan, dan Warner Bros Discovery ingin memulai memperluas itu.
Warner Bros memiliki rencana tur Harry Potter di Tokyo pada pertengahan tahun ini. "Saya pikir manajemen waralaba yang terkoordinasi, mungkin adalah salah satu peluang terbesar yang dimiliki perusahaan," ujar Wiedenfels dilansir laman Movieweb, Jumat (10/3/2023).
Film-film seri Harry Potter dibuat berdasarkan novel-novel yang ditulis oleh penulis JK Rowling. Dimulai dari Harry Potter and the Philosopher’s Stone (atau Sorcerer’s Stone) pada 2001 hingga berakhir pada 2011 dengan Harry Potter and the Deathly Hallows—Part 2. Film ini berkembang dengan baik dan matang, mendapat pujian kritis, sukses besar di box office, dan dinominasikan untuk total 12 kategori Academy Awards.
Sayangnya, kesuksesan ini tidak dialami spin-off Harry Potter, yaitu film Fantastic Beast. Pada awalnya film tersebut direncakan memiliki lima seri. Namun Fantastic Beast hanya berakhir dengan tiga seri, ditutup dengan Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore pada tahun lalu.
Bisa dibilang, salah satu yang paling menarik minat penonton adalah mengadaptasi drama panggung yang sangat sukses Harry Potter & the Cursed Child ke dalam beberapa film atau serial televisi. Harry Potter and the Cursed Child ditulis oleh Jack Thorne, berdasarkan cerita asli yang ditulis oleh JK Rowling, John Tiffany, dan Thorne.
Drama panggung tersebut ditayangkan perdana pada 2016. Latar belakang ceritanya diambil 19 tahun setelah peristiwa Harry Potter and the Deathly Hallows. Ceritanya menyoroti kisah Harry Potter yang Kepala Departemen Penegakkan Hukum Sihir di Kementerian Sihir. Dalam drama tersebut dikisahkan pula putra Harry bernama Albus Severus Potter yang akan menghadiri Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry.
Di sini juga diceritakan persahabatan Albbus dengan putra Draco Malfoy, Scorpio. Drama itu diterima dengan baik oleh para kritikus dan penggemar.