REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat membuka Instagram, sering kali muncul iklan festival musik dan konser. Dengan nama yang begitu beragam, Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) memperingatkan masyarakat untuk semakin cerdas dan mewaspadai promotor bodong.
“Dari sisi market, saya berharap bisa lebih cerdas dalam konteks memilih sebuah acara karena melihat hari-hari ini banyak juga promotor yang bermasalah, promotor-promotor bodong,” kata Ketua APMI, Dino Hamid, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (8/3/2023).
Beberapa penipuan melakukan pengumuman festival musik atau konser, lalu menjual tiket. Setelah laku, mereka hilang tanpa ada kabar. Untuk itu, penting bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati saat hendak menonton festival musik atau konser.
APMI juga menegaskan untuk melihat lagi siapa promotor yang mengadakan acara tersebut. Calon penonton perlu melihat profil dan rekam jejak promotor. Jangan hanya sekadar tertarik dengan pengisi acaranya, lalu mengabaikan hal esensial lainnya.
Potensi acara musik diprediksi akan terus meningkat. Promotor pun dituntut untuk terus kreatif dan berinovasi. Masyarakat juga perlu bertumbuh dalam hal pola pikir sehingga kualitas acaranya bisa terus terjaga.
“Kuncinya (melihat promotor yang benar) harus mempunyai tiga pilar yakni kualifikasi, kapabilitas, dan kualitas,” kata Dino.
Kualifikasi, artinya promotor harus berbadan hukum jelas dan legal. Sementara kapabilitas yaitu harus memperlihatkan rekam jejak (track record) promotor, dan pastinya promotor harus punya komitmen secara kualitas dan pelaksanaan. “Apabila tiga pilar itu bisa dipenuhi, saya yakin industri kami semakin maju," kata Dino.