Kamis 02 Mar 2023 13:43 WIB

Teori Konspirasi Merebak Setelah Perilisan Laporan Baru AS Soal Asal-Usul Covid-19

Energy Department AS menyebut virus penyebab Covid-19 berasal dari lab Cina.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Peneliti bekerja di laboratorium Institut Virologi Wuhan WIV di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 23 Februari 2017. Foto dirilis pada 16 April 2020. Energy Department AS menyebut virus penyebab Covid-19 berasal dari kebocoran lab di Cina.
Foto:

Walaupun teori kebocoran lab telah beredar di internet sejak pandemi merebak, menurut analisis Zignal, referensi ke teori itu melonjak 100 ribu persen dalam 48 jam setelah laporan Energy Department terungkap. Zignal menyisir media sosial, blog, dan situs lainnya untuk mencermati percakapan di dunia maya.

Banyak teori konspirasi saling bertentangan dengan temuan dalam laporan Energy Department. Dalam sebuah cicitan, seorang dari kubu Partai Republik di Georgia, Marjorie Taylor Greene, menyebut Covid-19 merupakan senjata biologis buatan manusia dari Cina. Seorang pengikut dengan cepat menepisnya, "Itu dibuat di Ukraina".

Dengan begitu banyak pertanyaan yang tersisa tentang peristiwa yang telah merenggut begitu banyak nyawa ini maka tidak mengherankan bahwa Covid-19 masih mampu menimbulkan begitu banyak kemarahan dan informasi yang salah.

"Pandemi ini sangat mengganggu semua orang. Intensitas perasaan tentang Covid, saya rasa itu tidak akan hilang," ujar seorang rekan senior di Alliance for Securing Democracy, Bret Schafer, yang memonitor propaganda Pemerintah soal Covid-19.

Di masa lalu, pejabat pemerintah Cina telah menggunakan akun media sosial mereka untuk memperkuat teori konspirasi anti-AS. Beberapa di antaranya menyatakan bahwa AS menciptakan virus penyebab Covid-19 dan menjebak Cina dengan melepaskannya di sana.

Sejauh ini, mereka telah mengambil pendekatan yang lebih tenang terhadap laporan Energy Department. Dalam tanggapan resminya, pemerintah Cina menolak penilaian lembaga tersebut dan menyebutnya sebagai upaya mempolitisasi pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement