Selasa 28 Feb 2023 17:43 WIB

Sering Sembelit? Bisa Jadi 'Sinyal' Penyakit Berbahaya

Sering sembelit dapat mengisyaratkan adanya kondisi mendasar yang berbahaya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Sembelit (ilustrasi). Sering sembelit bisa menjadi sinyal beberapa penyakit serius.
Foto: www.flickr.com
Sembelit (ilustrasi). Sering sembelit bisa menjadi sinyal beberapa penyakit serius.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sembelit atau buang air besar yang tidak teratur dapat membuat perut tidak nyaman. Kondisi ini mungkin memicu kehilangan nafsu makan, merasa mual, bahkan kelelahan karena terlalu banyak mengejan saat buang air besar.

Gaya hidup yang tidak sehat dikaitkan sebagai penyebab utama sembelit. Untuk itu, mengubah kebiasaan makan serta menambahkan olahraga ke dalam rutinitas sering kali dapat meringankan gejalanya.

Baca Juga

Meski begitu, menurut ahli gastroenterologi dari RS Manipal India dr Mangesh Borkar, sembelit yang sudah kronis juga bisa menjadi tanda dari penyakit berbahaya, yang jika tidak ditangani tepat waktu bisa mengancam nyawa. Untuk memahami alasan di balik prevalensi sakit perut, penting untuk mengetahui gejala dan penyebabnya.

Banyak dari gejala-gejala ini dianggap sebagai penyakit ringan yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak teratur, kebiasaan makan yang buruk, dan keracunan makanan, yang dapat diatasi dengan modifikasi gaya hidup dan obat-obatan dari dokter.

"Terkadang, sakit perut yang konsisten atau sering mengalami sembelit dapat mengisyaratkan adanya kondisi mendasar yang berbahaya," kata dr Borkar.

Berikut delapan penyakit kronis yang menjadi menyebabkan sembelit menurut dr Borkar seperti dilansir Hindustan Times, Selasa (28/2/2023):

1. Diabetes

Ketidakmampuan tubuh untuk mengatur kadar glukosa darah dapat menyebabkan banyak komplikasi seperti kerusakan saraf, penyakit jantung, dan hipertensi. Diabetes merusak saraf di perut dan usus yang membatasi kelancaran pergerakan makanan yang menyebabkan rasa sakit dan sembelit. Sembelit dan sakit perut adalah gejala dari kondisi yang umum ini.

2. Radang usus buntu

Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu dan biasanya memerlukan pengangkatan usus buntu sebagai pengobatannya. Gejala awalnya meliputi sakit perut, mual, kehilangan nafsu makan, sembelit, atau diare.

3. Hipotiroidisme

Ini merupakan suatu kondisi yang disebabkan akibat kekurang hormon tiroid sehingga memperlambat proses tubuh. Pergerakan usus juga melambat karena alasan yang sama dan menyebabkan masalah pencernaan. Kondisi hipotiroidisme yang parah menyebabkan kebingungan, kelemahan, dan rasa kantuk yang dapat mengancam jiwa.

4. Gangguan neurologis

Banyak kondisi neurologis seperti cedera tulang belakang, multiple sclerosis, dan penyakit Parkinson dapat menyebabkan konstipasi dan inkontinensia tinja.

5. Kanker usus besar

Sembelit atau kebiasaan buang air besar yang berubah dengan penurunan berat badan atau penurunan nafsu makan atau pendarahan per rektum, dapat menjadi gejala utama kanker usus besar.

6. Pankreatitis

Ini adalah suatu kondisi yang mengacu pada peradangan pankreas yang dapat menyebabkan pembentukan kista atau menyebabkan pendarahan internal. Sakit perut yang menjalar ke punggung dengan atau tanpa muntah adalah beberapa gejala yang umum terjadi.

7. Kolesistitis

Suatu kondisi di mana batu kandung empedu terbentuk dengan peradangan. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit perut.

8. Gastroparesis

Kondisi ini merupakan faktor risiko terutama pada pasien diabetes dengan gejala-gejala seperti sakit perut yang tumpul atau ketidaknyamanan akibat sembelit. Deteksi sedini mungkin dengan kontrol diabetes yang baik adalah kunci untuk pengobatan.

Dr Borkar menjelaskan, penyakit-penyakit yang disebutkan di atas bersifat progresif dan tidak dapat diabaikan. Diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu adalah kunci untuk menghindari kondisi yang merusak kehidupan. Oleh karena itu, dia menyarankan setiap individu untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan bersama dengan gejala-gejala lain seperti sembelit, gastritis, dan mual.

"Dokter akan mengidentifikasi gejala-gejala tersebut dan melakukan tes-tes penting untuk menyembuhkan penyakit ini," kata dr Borkar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement