Rabu 22 Feb 2023 16:26 WIB

Intoleransi Laktosa Bisa Muncul di Usia Berapa Pun, Mengapa Bisa Begitu?

Keluhan akan muncul usai mengonsumsi produk olahan susu atau yang mengandung laktosa.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Susu sapi (ilustrasi). Intoleransi laktosa merupakan ketidakmampuan tubuh dalam mencerna gula susu atau laktosa.
Foto: Pxhere
Susu sapi (ilustrasi). Intoleransi laktosa merupakan ketidakmampuan tubuh dalam mencerna gula susu atau laktosa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan intoleransi laktosa ternyata bisa terjadi pada usia berapa pun. Ketika intoleransi ini terjadi, penderita bisa merasakan beragam gejala hanya dalam waktu beberapa jam saja setelah mengonsumsi produk yang mengandung laktosa.

Intoleransi laktosa merupakan ketidakmampuan tubuh dalam mencerna gula susu atau laktosa. Kondisi ini kerap dipicu oleh minimnya enzim laktase yang diproduksi di usus halus atau usus kecil.

Baca Juga

 

Seperti diketahui, laktase merupakan enzim yang dibutuhkan dalam proses mencerna laktosa. Namun, seiring waktu, kemampuan usus kecil dalam memproduksi enzim tersebut bisa menurun.

Ketika kadar enzim laktase yang diproduksi di usus kecil terlalu rendah, seseorang bisa mengalami intoleransi laktosa. Berdasarkan data, sebagian besar orang pertama kali menyadari diri mereka mengalami intoleransi laktosa ketika berusia 20-40 tahun.

Intoleransi laktosa juga dapat terjadi akibat masalah kesehatan lain. Kondisi yang dikenal sebagai intoleransi laktosa sekunder ini bisa dipicu oleh masalah seperti infeksi usus, penyakit celiac, penyakit Crohn, atau cedera pada usus kecil.

"(Intoleransi laktosa) biasanya tak membahayakan, namun gejalanya bisa terasa tak nyaman," jelas Mayo Clinic melalui laman resminya.

Ketika intoleransi laktosa terjadi, seseorang bisa merasakan beragam keluhan atau gejala setelah mengonsumsi produk olahan susu atau produk yang mengandung laktosa. Beberapa contoh produk tersebut adalah susu, mentega, keju, krim, yoghurt, dan es krim.

Kemunculan gejala biasanya muncul sekitar 30 menit hingga dua jam setelah penderita intoleransi laktosa mengonsumsi produk olahan susu. Menurut National Health Service (NHS), tingkat keparahan gejala dan seberapa cepat gejala muncul akan sangat bergantung pada beberapa faktor.

Salah satu dari faktor tersebut adalah jumlah laktosa yang dikonsumsi oleh penderita intoleransi laktosa. Sedangkan faktor lainnya adalah tingkat sensitivitas yang dimiliki penderita terhadap laktosa.

Ada sebagian penderita intoleransi laktosa yang tak mengalami gejala meski meminum satu gelas penuh susu. Namun, ada pula penderita intoleransi laktosa yang bisa mengalami gejala meski hanya mengonsumsi sedikit susu dalam kopi mereka.

"Tingkat keparahan gejala Anda dan kapan gejala tersebut muncul bergantung pada jumlah laktosa yang Anda konsumsi," lanjut NHS, seperti dilansir Express, Rabu (22/2/2023).

Salah satu tanda atau gejala yang umum dari intoleransi laktosa adalah perut berbunyi "krucuk-krucuk" setelah mengonsumsi produk olahan susu. Gejala lain yang juga bisa menandakan intoleransi laktosa adalah perut kembung dan sering kentut.

Namun, gejala-gejala tersebut merupakan hal yang umum dialami oleh siapa saja sehingga kerap terabaikan. Berkaitan dengan hal ini, ada tiga tanda lain yang bisa diwaspadai sebagai tanda intoleransi laktosa. Berikut ini adalah ketiga tanda tersebut:

1. Diare

2. Kram dan nyeri perut

3. Merasa mual

Beragam gejala ini bisa muncul karena laktosa di dalam usus tak bisa terpecah menjadi glukosa dan galaktosa. Berbeda dengan glukosa dan galaktosa, laktosa tak bisa terserap dengan mudah ke dalam aliran darah. Akibatnya, laktosa akan menetap di dalam sistem pencernaan dan difermentasi oleh bakteri.

"Ini memicu produksi beragam gas, yang menyebabkan munculnya berbagai gejala yang berkaitan dengan intoleransi laktosa," ujar NHS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement