Kamis 16 Feb 2023 06:35 WIB

Jangan Terpancing Pengendara Arogan, Begini Triknya

Daripada fokus pada sikap arogannya, lebih baik kita fokus pada solusi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Berkendara yang baik adalah berkendara yang berkesadaran penuh. Artinya mampu bertanggung jawab, mampu dan mau mengikuti aturan, mampu mengendalikan emosi. Ilustrasi
Foto: Huffpost
Berkendara yang baik adalah berkendara yang berkesadaran penuh. Artinya mampu bertanggung jawab, mampu dan mau mengikuti aturan, mampu mengendalikan emosi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Saat berkendara di jalan raya, ada saja kemungkinan yang terjadi. Misalnya kendaraan bersenggolan, kendaran salip menyalip dan lainnya. Bahkan tak jarang ada pengendara yang arogan. Bagaimana caranya menghadapi pengendara yang arogan?

Praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan sikap arogan memang sering kali membuat kesal, namun daripada fokus pada sikap arogannya, lebih baik kita fokus pada solusi. "Lakukan manajeman nafas, bernafas dalam dan panjang. Lakukan beberapa kali lalu kembali fokus pada solusi," saran Lia kepada Republika.co.id.

Baca Juga

Ia menyarankan untuk bicarakan baik-baik setiap permasalahan. ''Jika tidak bisa diajak bicara baik-baik, lebih baik kumpulkan data kejadian sehingga jika sewaktu waktu perlu ke ranah hukum, kita punya bukti yang kuat,'' kata dia.

Perempuan yang akrab disana Lia ini menambahkan begitu kendaraan kita bersenggolan dengan kendaraan lain, menurut Lia, jika kejadian itu terjadi dengan tidak disengaja dan tidak menimbulkan kerusakan dan luka fisik, sebaiknya besarkan rasa toleransi dan maafkan.

Jika memang ada luka fisik atau kerusakan, sebaiknya dibicarakan baik baik. "Marah itu sebenarnya adalah respons yang wajar jika ada hal yang tidak menyenangkan, tetapi tidak perlu marah-marah. Usahakan bicara baik-baik," sarannya.

Menurut Lia, berkendara yang baik adalah berkendara yang berkesadaran penuh. Artinya mampu bertanggung jawab, mampu dan mau mengikuti aturan, mampu mengendalikan emosi.

Selain itu, lanjut Lia, seorang pengendara yang baik sebaiknya memang memiliki kejiwaan yang sehat. Namun ini hal yang sulit untuk dilakukan pengukurannya. Tapi minimal berkendaralah dengan fokus dan taat pada aturan yang sudah ditetapkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement