Senin 06 Feb 2023 21:33 WIB

Cara Tepat Penanganan Demam Dengue, Ahli Kesehatan: Pakai 3M Plus

Masyarakat diminta melindungi diri agar tidak tergigit nyamuk penular demam berdarah.

Langkah tepat penanganan demam due. (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Langkah tepat penanganan demam due. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama, menyarankan lima langkah penanganan demam dengue di masyarakat. Salah satunya yaitu menerapkan pendekatan 3M plus.

"Mencegah nyamuk hidup dan berkembang biak antara lain dengan pendekatan 3M plus," ujar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu, Senin (6/2/2023).

Baca Juga

Pendekatan 3M yakni menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air dan tempat penampungan air lainnya; menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air; serta memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Sementara itu, plus-nya yakni upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat antinyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, dan menanam tanaman pengusir nyamuk.

Prof Tjandra yang pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan itu juga menyarankan masyarakat melindungi diri agar tidak tergigit nyamuk penular demam berdarah misalnya dengan mengoleskan obat antinyamuk. "Dibutuhkan keterlibatan aktif masyarakat, termasuk penyuluhan dan pendidikan ke masyarakat secara terus menerus," kata dia.

Menurut dia, surveilan virus dengue dan surveilan nyamuk (vector) juga perlu dilakukan secara ketat. Ini, sambung dia, seyogianya dilakukan bersama surveilan klinik dan lingkungan sehingga terbentuk surveilan terintegrasi.

Di sisi lain, imbuh Prof Tjandra, pelayanan kesehatan harus berjalan baik sehingga rumah sakit menjadi penuh ketika kasus sedang tinggi dan pasien tidak tertolong, tidak terjadi. "Selain lima hal ini, maka berbagai teknologi baru juga terus dikembangkan, misalnya vaksin dengue, atau pembiakan nyamuk Wolbachia," kata dia.

Menurut dia, pemerintah perlu memberi prioritas pada pengendalian dengue. Dia, sewaktu menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, memelopori pencetusan ASEAN Dengue Day pada 15 Juni 2011.

"Ketika itu belum ada peringatan dengue di tingkat regional dan dunia," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah berkomitmen melawan demam berdarah dengan target mencapai nol kematian akibat demam dengue (zero dengue death) pada 2030. Pemerintah melalui Strategi Nasional Penanggulangan Demam Berdarah Dengue 2021-2025 menargetkan angka kasus demam berdarah yaitu kurang dari 49 per 100 ribu penduduk pada 2024. Angka tersebut akan menuju nol kasus kematian pada 2030.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement