Jumat 03 Feb 2023 14:00 WIB

Jelang Ramadhan, Tren Belanja di Tiktok Makin Tinggi

67 persen pengguna Tiktok berbelanja lebih banyak selama periode persiapan Ramadhan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Tren belanja di Tiktok menjadi lebih tinggi menjelang Ramadhan. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/RITCHIE B. TONGO
Tren belanja di Tiktok menjadi lebih tinggi menjelang Ramadhan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbelanja untuk persiapan Ramadhan menjadi momen yang sarat makna. Meskipun ada sejumlah perubahan dan konsumen yang lebih cermat dalam berbelanja, studi "Ramadan 2023 with TikTok: Winning Hearts and Carts" melihat semangat belanja konsumen relatif masih tinggi.

Studi yang digagas oleh Tiktok tersebut menilik ragam gaya dan faktor pendorong berbelanja pengguna Tiktok dalam upaya mendapat value for money. Berdasarkan studi, 67 persen pengguna Tiktok berbelanja lebih banyak selama periode persiapan Ramadhan.

Baca Juga

Sebanyak 51 persen responden menyatakan, diskon menjadi pendorong untuk berbelanja. Produk bundling atau paket spesial Ramadhan membuat responden dua kali lebih cenderung melakukan pembelian. Sebanyak 98 persen responden menyatakan Tiktok menjadi pilihan untuk mencari inspirasi produk atau jasa.  

Dengan memahami perubahan gaya dan perilaku belanja konsumen di setiap momen sepanjang bulan Ramadhan, berbagai jenama bisa menentukan konten yang akan mereka ciptakan. Begitu juga dalam memutuskan kapan harus mengeluarkan berbagai konten promosi atau diskon untuk produk.

Selain di momen persiapan Ramadhan, pengguna Tiktok aktif mengunggah konten selama bulan suci, bahkan hingga hari Lebaran. Jenama bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk terhubung atau berinteraksi dengan komunitas Tiktok.

Hampir sebagian pengguna Tiktok akan menghabiskan lebih banyak waktu di Tikok, terutama di waktu ngabuburit. Di hari raya, sebanyak 74 persen responden berencana untuk membuat konten kebersamaan dengan keluarga dan teman. Bahkan, hampir seluruh responden akan menampilkan video perayaan hari besar mereka di Tiktok. Hiburan dan inspirasi menjadi faktor utama bagi mereka dalam mencari konten di Tiktok.  

Head of business marketing Tiktok Indonesia, Sitaresti Astarini, mengatakan konten yang menghibur dan inspiratif dapat dimanfaatkan oleh jenama dengan pendekatan "Shoppertainment". Istilah itu bermakna mengutamakan konten hiburan terlebih dahulu, baru mendorong pembelian.

"Konten yang bersifat storytelling, autentik, menyajikan tren atau rekomendasi, dan yang terpenting, tidak memaksa pembelian atau hardsell, menjadi faktor penentu dalam mendorong pengguna untuk melakukan konversi atau pembelian," ujar Sitaresti melalui pernyataan resminya.

Dia mengatakan, pengguna perlu juga mendapat informasi yang jelas serta poin konversi yang mudah diakses. Berkat pesatnya perkembangan teknologi, konsumen menjadi semakin kritis dalam mencari sumber inspirasi dan informasi tambahan untuk membantu pengambilan keputusan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement