REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perselingkuhan merupakan salah satu penyebab utama perceraian. Selingkuh fisik bisa menghancurkan, tapi selingkuh hati juga bisa mendatangkan banyak malapetaka.
Dilansir Romper, Kamis (2/2/2023), seorang psikolog berlisensi David Tzall mengatakan, mendua secara emosional lebih sulit untuk ditentukan sebagian karena tidak memiliki parameter fisik yang sama dengan perselingkuhan biasa. Selingkuh hati lebih sekadar membicarakan hubungan Anda dengan orang lain.
"Selingkuh hati adalah ketika Anda mencari kebutuhan emosional Anda yang tidak terpenuhi melalui orang lain," ujar Tzall.
Entah itu karena pasangan Anda tidak tahu apa-apa atau hanya tidak peduli, perasaan bahwa seseorang telah memahami Anda bisa memabukkan dan menyebabkan Anda mencari validasi, pengakuan, dan kenyamanan di luar hubungan resmi. Meskipun perselingkuhan emosional tidak selalu dimulai secara fisik, hal itu dapat mengarah ke sana.
"Perselingkuhan emosional tidak termasuk kontak seksual, tetapi sering kali ini cuma masalah waktu sebelum itu terjadi," kata psikolog dan relationship coach Dr Wyatt Fisher.
Bahkan, jika seks tidak melibatkan seks, selingkuh hati bisa memilukan bagi pasangan yang tidak menaruh curiga, menurut seorang pelatih hubungan dan penulis buku laris New York Times, Laura Doyle.
"Memiliki pasangan Anda berbagi pemikiran paling intim mereka dengan orang lain, dan menciptakan keintiman bersama, sangat menghancurkan. Perselingkuhan emosional mempermainkan rasa realitas dan harga diri Anda."
Tracy Taris, pakar pernikahan dan hubungan berlisensi dan penulis Many Voices One Truth, setuju dengan pandangan tersebut. Menurutnya, bagi sebagian orang, perselingkuhan emosional bisa sama merusaknya dengan jenis perselingkuhan yang melibatkan seks fisik, telepon, atau SMS."Berhubungan seks menghasilkan oksitosin, bahan kimia pengikat dan otak juga melepaskannya selama keintiman emosional," ujar Taris.