REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus kecelakaan lalu lintas yang menewaskan mahasiswi Universitas Suryakancana Selvi Amalia di Cianjur, Jawa Barat, berbuntut panjang. Polda Metro Jaya memproses dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Kompol D dengan tuduhan berselingkuh.
Perselingkuhan memang menjadi permasalahan yang banyak terjadi di Indonesia. Konselor pernikahan dan Founder Pembelajar Hidup Deny Hen mengungkapkan sejumlah alasan seseorang bisa berselingkuh. Pertama, tidak terpenuhinya kebutuhan emosional.
"Kadang kala bukannya dikomunikasikan, tetapi orang lain yang memenuhi itu," kata Deny kepada Republika.co.id, Rabu (1/2/2023).
Alasan kedua adalah orang tersebut tidak bisa membatasi pertemanan. Jika seseorang sudah menikah, dia harus membatasi diri agar tidak kebablasan.
“Dekat sama teman kantor, kerja proyek bareng, lembur bareng sedangkan sama pasangan di rumah ketemu beberapa jam, akhirnya belok hatinya," ujar dia.
Seseorang juga bisa selingkuh akibat diselingkuhi. Korban merasa marah dan dia membalas perbuatan pasangannya dengan selingkuh juga.
Lalu, alasan terakhir adalah orang tersebut memang nakal. Dia tidak bisa komitmen dengan pasangannya.
Menurut Deny, kasus ini memiliki presentase kecil. Yang kerap kali dia temukan adalah gabungan dari dua alasan, seperti tidak terpenuhi kebutuhan emosional dan tidak membatasi pertemanan.
“Kalau yang paling banyak ditemui adalah yang tidak terpenuhi kebutuhan emosional dan tidak menetapkan batas. Itu sering kali berbarengan,” tuturnya.