Ahad 22 Jan 2023 07:50 WIB

Saran Pakar agar Teknologi tidak Merusak Kesehatan Mental Anak

Orang tua bertanggung jawab terhadap kesejahteraan digital anak-anak.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Seorang anak menonton video melalui gawai. Anak-anak di masa kini hampir tidak pernah offline.
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Seorang anak menonton video melalui gawai. Anak-anak di masa kini hampir tidak pernah offline.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan teknologi dan aktivitas daring amat terkait dengan masalah kesehatan mental. Pakar kesehatan mental Inggris, Lily-Jo, mengatakan anak-anak di masa kini hampir tidak pernah offline. Aktivitas itu bahkan sudah dibiasakan sejak dalam kandungan.

Sebut saja gambar ultrasound kasar pertama dari si jabang bayi dalam kandungan yang diposting oleh calon orang tua di media sosial. Menurut Lily-Jo, generasi alfa dan generasi Z yang lebih muda telah memiliki jejak digital sejak belia, dan mereka berpotensi tenggelam dalam dunia koneksi digital yang konstan.

Baca Juga

Orang tua di era kekinian pun dituntut memiliki tugas lain, yakni bertanggung jawab terhadap kesejahteraan digital anak-anak. Lily-Jo menyoroti, kaum muda saat ini punya kans tinggi menghadapi krisis kesehatan mental. Terlebih, mereka melalui periode revolusi teknologi tercepat dalam sejarah.

"Kita tidak dapat menemukan solusi untuk kesehatan mental yang buruk, jika kita tidak menyadari kompleksitas stresor psikologis yang dihadapi gen Z dan generasi alfa saat ini," ujar perempuan yang menjadi konselor di Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) selama 12 tahun tersebut.

Dia yakin apabila teknologi digunakan dengan bijak dan dengan batasan, dapat menjadi kekuatan untuk kebaikan. Tidak dapat dihindari pula fakta bahwa ada beragam konten negatif dan berbahaya yang bisa memapar anak dan berisiko mengimbas kesehatan mental.

Akan tetapi, Lily-Jo juga mewanti-wanti untuk tidak selalu menganggap teknologi sebagai kambing hitam untuk setiap masalah yang dihadapi anak-anak. Cara terbaik yang dia sarankan adalah menerima bahwa teknologi sudah tertanam dalam setiap aspek budaya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement