Dr Tan mengaku bangga melihat Korea, namun sedih melihat Indonesia ketika para orang tua justru berbangga memberikan anaknya makanan ultraproses. Itu juga yang membuat produsen pangan instan menjadi giras.
Karena apa? Masyarakat, menurut dr Tan, tidak memakan bahan itu sehingga dibuatlah produknya.
"Saya pernah berbincang sekali dengan salah seorang bisa dibilang orang penting dari produsen makanan kemasan Indonesia, saya tanya, 'Kenapa sih kalian bisa punya industri gila-gilaan?' Mereka jawab, 'Soalnya produk itu nggak dimakan sama orang Indonesia, jadi kami bikin'. Wow, ini gila juga ya," kata dia.
Singkong, misalnya, belakangan sudah jarang yang mengonsumsinya. Lalu, produsen membuatnya menjadi keripik singkong dan dimakan oleh konsumen.
"Inilah yang perlu disadari kembali oleh semua masyarakat Indonesia, untuk terus mengonsumsi bahan pangan alami yang menyehatkan," tutur dr Tan.
Negara-negara lain, menurut dr Tan, sebetulnya sangat cemburu pada Indonesia karena kekayaan pangan alaminya. Mereka pun menghargai umbi hingga kacang yang sulit ditemukan di sana. Seperti yang diucapkan Presiden Joko Widodo, para orang tua diharapkan tidak memberikan anaknya makanan ultraproses serta fokus memberikan masakan alami.