Rabu 18 Jan 2023 14:00 WIB

Dokter Gizi tak Sarankan Anak Dapat MPASI Dini

Anak belum dapat menyerap makanan yang diberikan.

Nasi tim ayam untuk MPASI. Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia Cabang DKI Jakarta dr Raissa Edwina Djuanda tak menyarankan anak-anak mendapatkan makanan pendamping ASI atau MPASI dini.
Foto: Republika/Santi Sopia
Nasi tim ayam untuk MPASI. Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia Cabang DKI Jakarta dr Raissa Edwina Djuanda tak menyarankan anak-anak mendapatkan makanan pendamping ASI atau MPASI dini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia Cabang DKI Jakarta dr Raissa Edwina Djuanda tak menyarankan anak-anak mendapatkan makanan pendamping ASI atau MPASI dini. Pasalnya, mereka belum mampu menyerap makanan yang diberikan. 

"Kadang-kadang ada yang umur empat bulan itu sudah MPASI, padahal anaknya juga belum bisa menyerap banget makanan yang diberikan. Jadi MPASI mulai dari enam bulan," ujar Raissa di Jakarta, Rabu (18/1/2023).

Baca Juga

Raissa mengatakan, anak usia di bawah enam bulan sebaiknya masih diberikan ASI. Saluran cerna mereka pun belum siap sehingga pemberian MPASI pada usia itu bisa berisiko menyebabkan mereka tersedak dan bahkan kolik.

"Ada gangguan misalnya anak sering banget kolik. Mungkin karena sudah terlalu dini diberikan MPASI. Ada risiko tersedak hingga kematian pada anak, jadi bahaya juga," kata dia.

Kemudian, saat anak mencapai usia enam bulan, perhatikan tekstur MPASI. Anak usia enam bulan sampai delapan bulan dapat diberikan bubur halus dua hingga tiga kali sehari, lalu ditingkatkan menjadi bubur saring sampai bubur kasar. Selain bubur, anak juga bisa diberikan buah yang dihaluskan sebanyak satu hingga dua kali per hari dan ASI diteruskan.

Lalu, pada anak usia sembilan hingga 11 bulan, dapat diberikan bertahap mulai bubur tim saring sampai nasi tim sebanyak tiga hingga empat kali sehari. Berikan jenis makanan yang lebih bervariasi, bisa juga buah yang dihaluskan satu hingga dua kali per hari, dengan ASI diteruskan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement