REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami masyarakat Indonesia. Hipertensi ini menyebabkan penyakit komplikasi, karena itu wajib dicegah. Bagaimana caranya?
Ahli Gizi dan Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul-Jakarta, Nazhif Gifari, SGz, MSi menjelaskan hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolok diatas atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Hipertensi sering disebut dengan the silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi. Namun kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit komplikasi dari hipertensi.
"Hipertensi silent killer, juga ditemukan pada anak karena jajan anak," ungkapnya dalam acara Media Gathering Lebih Dekat dengan NIKUPLUS Ajinomoto, Selasa (17/1/2023).
Faktor risiko hipertensi ini ada yang tidak dapat diubah yaitu faktor risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin dan genetik. Namun adapula faktor risiko yang dapat diubah yaitu faktor risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain merokok, konsumsi garam berlebih, berat badan berlebih atau kegemukan, diet rendah serat, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dislipidemia dan stress.
Hipertensi ini bisa dicegah dengan cerdik sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI. Cerdik terdiri dari cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup dan kelola stress.
Senada, Nazhif menyarankan untuk cegah hipertensj sebaiknya batasi makanan minuman tinggi gula, garam dan lemak terutama dari makanan kemasan, fast food, Chinese food dan jajanan.
Selain itu, lanjutnya, tingkatkan konsumsi sayur serat setiap hari. Jangan lupa biasakan olahraga dan lakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap harinya. Anda juga ahrus kendalikan stress, hindari begadang sambil merokok dan mabok
Selain hipertensi, tekanan darah tinggi juga menyebabkan diabetes, gagal ginjal, stroke dan serangan jantung.
"Intervensi tenaga medis dan public health diperlukan untuk mendampingi perubahan gaya hidup sehat sehingga dapat dipertahankan serta perubahan lingkungan yang dapat mendukung konsumsi makanan gizi seimbang," ujarnya.info