Senin 16 Jan 2023 15:26 WIB

Reputasi Telanjur 'Buruk' di Tempat Kerja, Begini Cara Mengembalikannya

Salah satu sumber reputasi buruk adalah ketidakteraturan dan kurang disiplin.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Cara mengembalikan reputasi yang telanjur buruk di tempat kerja. (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Cara mengembalikan reputasi yang telanjur buruk di tempat kerja. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak ada yang ingin dipandang sebagai karyawan yang kurang dapat diandalkan di tempat kerja. Namun, jika sudah telanjur memiliki citra lemah demikian, jangan khawatir, masih ada cara untuk memperbaiki reputasi di mata kolega.

Presiden konsultan pengembangan kepemimpinan Careerstone Group, Mary Abbajay, berpendapat bahwa reputasi lemah adalah salah satu penghambat karier. Di tempat kerja, seseorang idealnya harus selalu bisa diandalkan agar punya posisi tawar dengan rekan dan atasan.

Baca Juga

"Bahaya dari terlihat lemah adalah orang akan berhenti memercayai kemampuan Anda untuk menindaklanjuti atau berpegang pada komitmen, yang berarti mereka mungkin tidak menyertakan Anda dalam inisiatif atau proyek penting," kata Abbajay.

Guna memperbaiki reputasi tersebut, bisa dimulai dengan memahami diri sendiri terkait tindakan yang dianggap lemah. Abbajay menyoroti, memiliki terlalu banyak ide dan gagasan yang berubah bisa memicu reputasi buruk.

Jika kelemahan berasal dari perubahan pikiran yang terus-menerus tersebut, tulis ide saat terbersit di otak dan beri tahu orang-orang saat butuh waktu untuk "berpikir". Meluangkan waktu sejenak untuk menuliskan pemikiran akan memungkinkan seseorang menjadi lebih komunikatif.

Salah satu sumber reputasi buruk lainnya yakni ketidakteraturan dan kurang memperhatikan waktu orang lain. Akibatnya, seseorang jadi kurang disiplin. Penulis buku The Art of Showing Up: How to Be There for Yourself and Your People, Rachel Wilkerson Miller, menyoroti dampak buruk dari selalu datang terlambat, baik untuk rapat maupun janji bisnis. Sering dianggap sepele, tapi hal itu banyak membuat karier atau proyek gagal.

"Memang bukan akhir dunia jika terlambat beberapa menit sesekali. Tetapi, jika Anda terlambat secara kronis dan orang-orang selalu menunggu Anda atau bertanya-tanya apakah Anda akan datang, ada baiknya mengambil tanggung jawab dan merencanakan hari-hari Anda dengan tepat," ujar Miller.

Untuk memperbaiki dampak dari berbagai keterlambatan, Miller menyarankan untuk meminta maaf sebesar-besarnya kepada orang-orang yang dirugikan dan berterima kasih karena telah bersedia menunggu. Tentunya, jangan ulangi keterlambatan dengan mengatur berbagai jadwal dengan baik.

Penyebab reputasi buruk di tempat kerja lainnya adalah suka menghindari pekerjaan tertentu atau menunda-nunda mengerjakan tugas. Psikolog Lauren Appio menyarankan untuk menggali kondisi diri lebih dalam, adakah kecemasan atau masalah yang jadi penyebabnya.

Tumpukan masalah membuat seseorang enggan berkomitmen pada tugas secara konsisten. Bahkan, sekadar menanggapi pesan atau email saja terasa sangat berat. Appio yang juga merupakan konsultan dengan spesialisasi kesehatan mental di tempat kerja menyarankan untuk tidak segan meminta bantuan.

"Ketika Anda memiliki keinginan untuk menyimpan suatu masalah atau kekhawatiran untuk diri Anda sendiri, biarkan itu menjadi sinyal untuk membaginya dengan seseorang," kata Appio.

Sementara itu, jika kelemahan berasal dari perfeksionisme, berikan semangat pada diri sendiri tentang pentingnya menjangkau orang lain. Ingin menjadi sempurna dapat menyebabkan seseorang khawatir terlihat tidak kompeten, lalu terjebak dalam siklus perfeksionisme, penundaan, dan penghindaran.

Untuk mengatasinya, ubah perspektif diri mengenai kesempurnaan bekerja. Semuanya bukan hanya tentang Anda, sebab hampir seluruh bentuk pekerjaan melibatkan kerja sama tim. Percayalah pada diri sendiri bahwa Anda dapat diandalkan, tapi pada saat yang sama juga masih perlu meminta bantuan jika ada masalah, atau kadang-kadang butuh tambahan tenggat. "Nyatanya, mengangkat masalah lebih awal membuat Anda lebih dapat dipercaya," kata Appio, dikutip dari laman Huff Post, Senin (16/1/2023).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement