REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tahun baru imlek sangat identik dengan makanan yang berbahan dasar tepung dan bercita rasa manis. Sebut saja moon cake, manisan segi delapan, kue mangkuk, lapis legit, hingga dodol, makanan yang biasa tersaji pada perayaan terpenting warga Tionghoa tersebut.
Ahli gizi dari klinik Light House Surabaya, Meilani Christanti mengatakan, memakan makanan berbahan dasar tepung dan bercita rasa manis secara berlebihan, dapat meningkatkan berat badan. Namun demikian, bukan berarti tidak boleh memakan makanan tinggi kalori tersebut.
"Tentu saja kita boleh makan kok, tapi tetap dengan batasan porsi tertentu," ujarnya di Surabaya, Senin (16/1).
Mei menjelaskan, masyarakat yang merayakan imlek sudah pasti mengetahui kapan perayaan dilaksanakan. Apakah pagi, siang, atau malam hari. Jika perayaan dilaksanakan malam hari, maka sebaiknya hanya memakan makanan tinggi kalori tersebut pada malam hari.
"Boleh makan itu di malam hari. Tapi pagi sama siang kita pilih makanan yang tinggi protein, tinggi serat. Jangan sampai satu hari itu full tepung-tepungan," ujarnya.
Mei menambahkan, sebenarnya makanan itu tidak ada yang jahat. Artinya, makanan apa pun yang disukai boleh dimakan, termasuk bagi mereka yang tengah melaksanakan diet. Namun, penting untuk mengetahui mana makanan yang tinggi kalori, mana makanan yang rendah kalori.
"Dimana makanan yang tinggi (kalori) ini kalau dikonsumsi secara berlebihan bisa menaikkan berat badan kita. Apakah kita boleh mengkonsumsi makanan tinggi kalori? Boleh, tapi hanya satu kali dalam satu hari maksimalnya," kata dia.