REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang mengetahui gejala awal yang dialami penderita Covid-19. Namun, gejalanya terus berubah akibat mutasi maupun pemberian vaksin. XBB.1.5--yang dijuluki varian Kraken-- adalah subvarian terbaru dari SARS-CoV-2 yang menyerang Inggris.
Dilansir Express, Rabu (11/1/2023), para ahli telah memperingatkan bahwa XBB.1.15 berpotensi lebih menular daripada varian lainnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan XBB.1.5 memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan varian lain yang sudah tercatat.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), infeksi varian itu mencapai sekitar 28 persen dari semua kasus Covid-19 di AS. Angka itu naik dari 0,1 persen kasus ketika pertama kali tercatat di AS pada September tahun lalu.
Pada awal Januari, CDC melaporkan bahwa sekitar 40 persen kasus Covid-19 adalah Kraken. Sub-varian omicron itu kini telah diidentifikasi di 70 negara, termasuk Inggris.
Aliansi vaksin, GAVI, melaporkan bahwa gejala XBB.1.15 lebih mirip pilek daripada flu. Gejala itu terutama berlaku di antara pasien yang telah divaksinasi atau pernah menderita Covid-19 sebelumnya. BBC juga melaporkan bahwa gejala XBB.1.5 dianggap mirip dengan strain omicron sebelumnya.
Pada Oktober tahun lalu, ZOE Health Study, yang menyusun laporan gejala pasien, memberikan daftar lima gejala omicron paling umum, yaitu, pilek, sakit kepala, kelelahan (ringan atau berat), bersin, dan sakit tenggorokan. Pada pekan lalu, salah satu pendiri ZOE Health Study, Profesor Tim Spector mengakui risiko strain XBB.1.5.
"XBB bisa menjadi varian baru yang harus diwaspadai pada 2023," tulis Spector di Twitter.