Menurut Ifa, konten mengemis online yang memiliki banyak penonton itu berbanding lurus dengan kemampuan literasi yang rendah. Ifa menekankan bahwa teknologi adalah pisau bermata dua, di mana kebosanan bisa sangat mudah dialihkan lewat jempol.
"Budaya yang tidak menghargai proses dan kerja keras," ujar Ifa.
Di mata Ifa, literasi baca untuk memilih dan memilah informasi yang baik masih belum membudaya. Bagi sebagian orang, teknologi seperti hanya memindahkan dunia saja.
"Padahal, intinya tetap mental. Mental tentang ketidakmampuan melihat potensi diri sampai harus mengemis, tidak dilatih untuk mandiri, tidak dilatih bekerja dan menjalani proses, keterampilan diri yang lemah, lingkungan yang memiliki mental serupa," kata Ifa.