Senin 09 Jan 2023 15:16 WIB

Mulai Banyak yang Terganggu, Kapan Tren Main Lato-Lato akan Berakhir?

Masyarakat, dari anak-anak hingga dewasa, tengah dilanda demam lato-lato.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Permainan lato-lato. Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, Prof Sunyoto Usman, menilai demam lato-lato sebagai sesuatu yang positif bagi anak-anak.
Foto:

Seiring meningkatnya tren bermain lato-lato, ada juga masyarakat yang merasa terganggu dengan suara "tek tek tek" yang santer di mana-mana tanpa memperhatikan waktu. Di media sosial, salah seorang dokter bahkan menumpahkan unek-uneknya.

Melalui Twitter, dokter mata Ferdiriva Hamzah menyerukan orang tua untuk membiarkan anaknya main lato-lato di rumah sakit. Dia merasa konsentrasinya terganggu ketika suara keras lato-lato menembus dinding ruang praktiknya di rumah sakit.

Karena itulah, menurut Prof Sunyoto, penting bagi orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya untuk bermain lato-lato di tempat dan waktu yang tepat.

"Bisa diarahkan ke ruang-ruang yang tidak mengganggu kegiatan keluarga atau ruang-ruang publik," kata Prof Sunyoto.

Lato-lato muncul pertama kali di Amerika pada 1960-an dan mulai populer pada 1979-an. Di Negeri Paman Sam tersebut, lato-lato biasa disebut dengan nama clankers.

Permainan ini tidak bertahan lama karena memakan korban jiwa. Kemudian pada tahun 1970-an di AS, permainan ini sempat dilarang oleh pihak sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement