Shah bertujuan mengambil pendekatan yang inovatif namun dapat diterjemahkan sehingga vaksin terapeutik menjadi lebih mungkin dikembangkan secara meluas. "Pembunuh kanker" itu diyakini bisa memiliki dampak yang bertahan lama dalam pengobatan.
Cara serupa juga ditengarai berlaku untuk tumor padat yang lebih luas. Akan tetapi, Shah mengatakan investigasi lebih lanjut tetap diperlukan. Temuan studi tersebut telah diterbitkan dalam jurnal daring Science Translational Medicine.
Kanker otak sering kali tidak dapat disembuhkan. Penanganan yang biasanya dilakukan yakni operasi, pemberian obat keras, dan pada akhirnya pasien dan keluarga hanya bisa mengharapkan kondisi yang terbaik, dikutip dari laman The Sun, Jumat (6/1/2023).