Selasa 27 Dec 2022 01:05 WIB

Dua Camilan Ini Diklaim Sehat, Ahli Gizi Justru Katakan Sebaliknya

Sebagian besar camilan memiliki kandungan gula dan karbohidrat olahan yang tinggi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Sebagian besar camilan memiliki kandungan gula dan karbohidrat olahan yang tinggi.
Foto: dokpri
Sebagian besar camilan memiliki kandungan gula dan karbohidrat olahan yang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar camilan memiliki kandungan gula dan karbohidrat olahan yang tinggi dan dapat memicu terjadinya penumpukan lemak visceral atau lemak perut dan kenaikan berat badan. Tak hanya cemilan biasa, sebagian cemilan yang berlabel sehat pun bisa memberikan efek serupa.

Menurut ahli gizi Trista Best dan Heidi Moretti, ada dua macam cemilan yang kerap dilabeli menyehatkan namun sebenarnya minim nilai gizi dan tinggi gula. Berikut ini adalah kedua cemilan tersebut, seperti dilansir SheFinds, Selasa (27/12/2022).

Baca Juga

 

Protein Bar

Selain populer dan banyak disukai, protein bar kerap dipandang sebagai cemilan praktis dan menyehatkan. Alasannya, protein merupakan salah satu zat gizi yang berperan penting dalam memelihara sel hingga membangun dan memperbaiki otot.

"Sayangnya, (protein bar) sering kali dipenuhi oleh gula sederhana dan lemak olahan," jelas Moretti.

Dengan kandungan gizi seperti itu, Moretti mengatakan protein bar yang tinggi gula dan lemak lebih menyerupai permen dibandingkan makanan sehat. Tak hanya itu, kandungan gula dalam protein bar sering kali lebih tinggi dibandingkan kandungan proteinnya. Oleh karena itu, konsumsi protein bar yang berlebihan bisa memicu penumpukan lemak perut.

"Studi-studi terbaru menunjukkan bahwa gula dan lemak olahan dalam protein bar bisa menyebabkan penyimpanan lemak berlebih," ujar Moretti.

Bila memerlukan asupan protein yang lebih tinggi, ada beberapa alternatif yang lebih menyehatkan dibandingkan protein bar. Beberapa di antaranya adalah segenggam kacang-kacangan, sepotong keju, atau telur rebus.

 

Buah Kering

Orang-orang yang sedang menjaga berat badan biasanya menjadikan buah sebagai alternatif cemilan yang sehat. Buah segar memang tak dipungkiri dapat menjadi sumber makanan yang kaya gizi.

Buah yang sudah dikeringkan pun sebenarnya bisa menjadi bagian dari pola makan yang sehat. Akan tetapi, jumlah buah kering yang dikonsumsi tak boleh berlebihan.

"Buah kering merupakan cemilan sehat bila dikonsumsi secukupnya, sayangnya sering kali dikonsumsi dalam jumlah besar," jelas Best.

Karena dikeringkan, buah kering memiliki kandungan gula dan kalori yang sangat terkonsentrasi. Kandungan gula dan kalori pada buah kering juga jauh lebih besar dibandingkan buah serupa dalam kondisi segar.

Di sisi lain, buah kering juga memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan buah segar. Hal ini memudahkan orang-orang untuk mengonsumsi buah kering yang tinggi kalori serta gula dalam jumlah yang besar.

Jenis gula yang terdapat dalam buah kering adalah glukosa dan fruktosa. Dalam jumlah berlebih, glukosa dan fruktosa di dalam tuuh akan disimpan menjadi lemak. Lemak yang terus menumpuk dapat memicu beberapa masalah kesehatan serius, seperti penyakit jantung, strok, penyakit ginjal, masalah saraf, dan masalah penglihatan.

Fruktosa memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk disimpan sebagai lemak perut dibandingkan glukosa. Lemak perut atau lemak visceral bersifat sangat menginflamasi dan berkaitan erat dengan beberapa risiko penyakit, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Berbeda dengan fruktosa, kelebihan glukosa cenderung lebih sering disimpan sebagai lemak subkutan. Lemak subkutan adalah lemak yang berada di bawah kulit.

 

Haruskah Menjauhi Protein Bar dan Buah Kering?

Meski kurang baik bila dikonsumsi secara berlebihan, mengonsumsi protein bar dan buah kering dalam jumlah yang kecil atau secukupnya tak menjadi masalah. Namun perlu diingat, kedua cemilan ini tak bisa memuaskan rasa lapar atau membawa banyak manfaat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement