Rabu 23 Nov 2022 15:18 WIB

Alergi Hingga Kondisi ‘Mematikan’ Bisa Menyerang Orang yang Jarang Mencuci Seprai

Kapan terakhir kali Anda mencuci seprai?

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi kamar tidur anak. Pakar menganjurkan mencuci seprei sepekan sekali dilakukan agar tempat tidur selalu bersih.
Foto: Republika/Edy Yusuf
Ilustrasi kamar tidur anak. Pakar menganjurkan mencuci seprei sepekan sekali dilakukan agar tempat tidur selalu bersih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak jarang orang mengabaikan penggantian seprai secara rutin. Sebagian orang menganggap seprai tetap bersih karena hanya dipakai tidur.

Sepertiga orang Inggris mencuci alas tempat tidur mereka hanya sekali dalam setahun, menurut survei tahun 2020 oleh Hammond Furniture. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa matras membutuhkan waktu yang singkat untuk menjadi sumber patogen, bahkan saat ditutup dengan seprai.

Menurut para ahli, ini dapat menyebabkan beberapa kondisi "mematikan". Meskipun penggantian seprai bisa dianggap spele, namun hal itu justru membahayakan kesehatan. Beberapa penelitian mengaitkan tempat tidur yang kotor dengan perkembangan penyakit parah seperti pneumonia, radang usus buntu, dan gonore.

Menurut pakar tidur di Bed Kingdom, tubuh mengeluarkan cairan dan minyak setiap malam saat tidur berbarengan dengan ribuan sel kulit mati. Hal itu bisa memancing kemunculan tungau debu yang kemudian mengeluarkan kotoran dan biasanya berhubungan dengan alergi, asma, rhinitis, serta eksim.

Inilah sebabnya beberapa orang yang punya riwayat tertentu, seperti asma, sering kali membutuhkan pembersihan tempat tidur dan pencucian seprai lebih intens.

"Mengganti seprai setiap hari dianjurkan bagi orang yang sakit," jelas Bed Kingdom, seperti dikutip dari laman Express.co.uk, Selasa (22/11/2022).

Bed Kingdom menyebut bahwa kotoran dan tungau debu dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah pada beberapa orang. Gejalanya mungkin termasuk batuk, bersin, ruam kulit, mata gatal, dan hidung meler. Tungau debu juga merupakan pemicu yang sangat umum bagi penderita asma.

"Mencuci seprei lebih sering bermanfaat untuk kenyamanan dan kesehatan Anda," kata Bed Kingdom.

Dokter kulit Cleveland Clinic, Alok Via, menjelaskan bahwa organisme bakteri di tubuh lebih banyak daripada sel kita sendiri. Ketika membiarkan sel-sel kulit mati di seprai, bakteri itu dapat berkembang biak.

"Jika bakteri kembali ke kulit Anda, itu bisa menyebabkan folikulitis," kata dia.

Selain iritasi, penularan infeksi juga terbukti dapat terjadi melalui seprai yang kotor. Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang lebih berbahaya karena lebih menular dibandingkan jenis lainnya.

Ini juga terkait erat dengan kondisi kesehatan yang parah seperti pneumonia. Radang usus buntu juga berisiko ketika bakteri atau parasit masuk ke saluran pencernaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement