REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menyampaikan vaksin COVID-19 yang beredar di dunia, termasuk di Indonesia, masih efektif dalam menangkal varian dan subvarian baru COVID-19. "Kita mengikuti standar WHO yang menyatakan bahwasanya vaksin yang saat ini beredar di Indonesia bahkan di dunia itu masih mendapatkan rekomendasi WHO dan masih efektif dipakai untuk subvarian yang baru sekalipun," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril pada konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, dikutip Kamis (27/10/2022).
Ia mengatakan, vaksin COVID-19 merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan antibodi kepada masyarakat atau pada seseorang. "Apabila kita kena infeksi COVID-19 maka tidak terlalu berat," katanya.
Saat ini, lanjut dia, pemerintah terus berupaya untuk mengejar atau mencapai target vaksinasi booster (penguat) atau vaksinasi ketiga. Syahril memaparkan lebih dari 441 juta dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan kepada masyarakat Indonesia.
"Sebesar 73,2 persen sudah mendapatkan suntikan kedua. Namun kita tetap harus mendorong angka capaian vaksinasi," tuturnya.
Sementara untuk vaksinasi dosis ketiga, lanjut dia, baru mencapai 64,8 juta orang atau 27,6 persen dari sasaran vaksinasi COVID-19, sebanyak 234.666.020 orang. "Capaian ini masih relatif rendah, memang tidak begitu naik cepat, dan ini memang menjadi suatu PR bagi kita semua karena vaksinasi merupakan bagian upaya dari strategi kita mengakhiri pandemi ini," katanya.
Terkait dengan pemenuhan kebutuhan vaksin, Syahril menyampaikan, pemerintah telah mengupayakan melalui skema hibah dan pengadaan.
"Vaksin hibah Pfizer sudah tiba di Indonesia sebanyak 5 juta dosis, dimana saat ini sedang dilakukan pengujian di Badan POM. Insya Allah pada akhir pekan ini bisa didistribusikan ke seluruh provinsi," ujarnya.
Selain vaksin hibah itu, lanjut dia, Indonesia masih memiliki 555.000 dosis vaksin terdahulu. Sedangkan pengadaan vaksin, Syahril mengatakan pemerintah sedang memenuhinya melalui vaksin produksi dalam negeri, yakni IndoVac dari Bio Farma.
"Sedang dalam proses, dan diharapkan pada bulan November dapat tersedia. Dengan diizinkannya dan beredarnya vaksin IndoVac ini dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan vaksin di Indonesia," imbuhnya.
Ia mengatakan vaksin lokal itu akan didistribusikan berdasarkan pada kebutuhan di daerah.
"Kami mengimbau pemerintah daerah, khususnya dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota agar segera dapat melakukan berbagai upaya untuk mempercepat pelaksanaan booster sehingga target minimal 50 persen masyarakat divaksinasi booster dapat kita capai," ucapnya.