Jumat 21 Oct 2022 05:15 WIB

Unicef Sebut Edukasi Menstruasi Perlu Bagi Remaja Putri

satu dari empat anak perempuan tak pernah diskusikan menstruasi dengan orang dewasa

Hasil studi menunjukkan bahwa satu dari empat anak perempuan tidak pernah mendiskusikan masalah menstruasi dengan orang dewasa termasuk dengan orang tuanya
Foto: Prayogi/Republika
Hasil studi menunjukkan bahwa satu dari empat anak perempuan tidak pernah mendiskusikan masalah menstruasi dengan orang dewasa termasuk dengan orang tuanya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- WASH specialist Unicef Indonesia Muhammad Zainal mengatakan edukasi masalah kesehatan dan kebersihan menstruasi perlu bagi remaja putri dan menjadi perhatian orang tua dan guru.

"Hasil studi menunjukkan bahwa satu dari empat anak perempuan tidak pernah mendiskusikan masalah menstruasi dengan orang dewasa termasuk dengan orang tuanya sebelum mendapatkan periode menstruasi," ucapnya dalam diskusi mengenai manajemen kesehatan dan kebersihan menstruasi yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Edukasi mengenai masalah menstruasi ini perlu agar remaja putri mendapat informasi tentang mengelola menstruasinya secara aman, sehat dan juga bermartabat. Minimnya informasi tentang menstruasi dan stigma kelompok sosial yang masih menganggap masalah ini tabu, membuat sebagian remaja putri pernah mendapat rundungan teman sekolahnya.

"Kira-kira sebanyak 39 persen anak perempuan pernah mengalami perundungan atau di-bully oleh temannya di sekolah soal menstruasi karena minimnya informasi," kata Zainal.

Masalah menstruasi perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak karena hal ini merupakan pintu masuk pendidikan kesehatan reproduksi untuk anak remaja agar mampu mengelola menstruasinya dengan normal dan percaya diri.

"Manajemen kesehatan dan kebersihan menstruasi penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) dan bukan urusan perempuan semata," ucapnya.

Untuk mendukung hal ini, Unicef di masa pandemi tahun 2020 mengembangkan aplikasi bernama Oky untuk mengatasi kesenjangan mendapatkan informasi tentang menstruasi.

"Unicef menginisiasi aplikasi yang namanya Oky ini untuk mengatasi kesenjangan mendapatkan informasi di masa pandemik khususnya di mana sekolah-sekolah ditutup," ucapnya.

Aplikasi yang juga sebagai pelacak periode menstruasi ini dikembangkan melibatkan 400 anak dari dua negara, Indonesia dan Mongolia, dan sudah di replikasi oleh 10 lebih oleh negara Asia Pasifik.

"Saat ini aplikasi Oky telah digunakan lebih dari 10 negara dan direplikasi oleh 10 lebih negara termasuk negara-negara seperti India, Filipina, Papua Nugini dan juga negara-negara Asia Pasifik," ucapnya.

Zainal berharap masalah menstruasi mendapat perhatian yang serius dari semua pihak agar remaja putri yang sedang mengalami masa menstruasi bisa menjalani siklus hormonal ini dengan normal percaya diri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement